Liputan6.com, Jayapura -- Masyarakat di Kabupaten Tolikara memiliki cara tersendiri dalam menerapkan social distancing guna pencegahan penyebaran corona Covid-19.
Tolikara yang terletak di wilayah adat Lapago, daerah kawasan pegunungan tengah Papua, memiliki lahan perkebunan yang subur. Untuk itu, Pemkab Tolikara meminta warganya kembali ke kebun, guna menghindari kerumunan.
“Cara ini cukup efektif dan kebanyakan warga patuh akan instruksi pemerintah dalam pencegahan corona,” jelas Bupati Tolikara, Usman Wanimbo, melalui Juru Bicara Satgas Covid-19 Tolikara, Yusak Toto Krido Saksono, Minggu (3/5/2020).
Jika ditemukan ada warga yang tak patuh, maka tak boleh masuk ke kota, sampai ia memahami pencegahan corona, baru diizinkan masuk ke Tolikara.
Baca Juga
Advertisement
Kabupaten Tolikara juga telah melakukan pembatasan aktivitas warga yang dibatasi hingga pukul 15.00 WIT. Setelah itu, tak ada aktivitas warga di luar rumah.
Untuk penanganan corona, Pemkab Tolikara telah menyiapkan 3 ruang isolasi di RSUD Tolikara yang terletak di Karubaga, serta satu ambulans, termasuk dokter dan perawat.
“Jika ada pasien terpapar, maka akan dirujuk ke RSUD Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua” jelasnya.
Saat ini, kendala yang dialami Pemkab Tolikara adalah pengiriman alat pelindung diri (APD) dan alat kesehatan (alkes) ke kabupaten itu yang terkendala dengan penutupan jalur penerbangan dan pembatasan sosial.
“Walaupun ada pengiriman dari Jayapura, namun sangat lambat sekali prosesnya. Sampai saat ini masih banyak warga yang belum menggunakan masker, karena memang cukup sulit mendapatkan masker di daerah pegunungan,” katanya.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Buka Tutup Jalur Perlintasan
Kabupaten Tolikara menjadi daerah perlintasan antar kabupaten di wilayah Lapago, mulai dari Kabupaten Jayawijaya, Mamberamo Tengah hingga Kabupaten Puncak Jaya.
Saat normal, setiap hari puluhan mobil lintas kabupaten melalui jalur tersebut. Namun dengan adanya pandemi corona, pembatasan jalur kendaraan ke Tolikara dibatasi hanya untuk 15 mobil setiap harinya.
“Yang boleh masuk hanya kendaraan yang membawa bahan makanan dan keperluan warga lainnya. Untuk perlintasan manusia dari luar Tolikara dilarang masuk,” jelas Toto.
Pembatasan perlintasan manusia di Tolikara telah dilakukan sejak pertengahan Maret lalu. Pemkab Tolikara sangat ketat mengawasi kendaraan yang masuk dan keluar dari Tolikara. Penyemprotan disinfektan pada kendaraan dan barang bawaan, serta screening tetap dilakukan, guna menghindari virus corona.
“Cara ini cukup efektif, terbukti sampai saat ini tak ada pasien COVID-19 dari Tolikara, termasuk tak ada pasien dalam pengawasan (PDP). Meskipun terdapat Orang Dalam pengawasan (ODP), tapi jumlahnya makin menurun setiap hari dan keseluruhannya sehat,” jelas Toto.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement