Pemprov NTT Kucurkan Dana Rp19,5 Miliar untuk Petani Terdampak Covid-19

Tak tanggung-tanggung, Pemprov NTT mengucurkan dana Rp1,1 triliun untuk penanganan Covid-19. Perlu dikawal agar tetap transparan dan tepat sasaran.

oleh Ola Keda diperbarui 04 Mei 2020, 20:00 WIB
Foto : Kepala Dinas Pertanian, Jonh Oktavianus (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang- Pemerintah Provinsi (Pemrov) NTT telah menyiapkan dana sebesar Rp1,1 triliun untuk penanganan Covid-19 di wilayah berbasis kepulauan ini. Rincian terbesar antara lain, Rp19,5 miliar yang diperuntukan bagi petani terdampak Covid-19, Rp 6,6 miliar untuk bantuan sosial ke penduduk miskin, dan untuk pekerjaan padat karya sebesar Rp12,9 miliar. Dana tersebut akan disalurkan dalam waktu dekat.

Kepala Dinas Pertanian, Jonh Oktavianus merinci, dana bansos sebesar Rp 6,6 miliar itu akan disalurkan melalui program Kawasan Rumah Pangan Lestari atau Pekarangan Pangan Lestari (P2L) dan lumbung pangan. Sementara untuk pekerjaan padat karya mencakup empat item pekerjaan, yakni, rehab jaringan irigasi untuk persawahan, pembangunan umum pertanian skala kecil, serta perpipaan dan perpompaan skala besar dan menengah.

Jonh menjelaskan, Bansos yang diturunkan kepada petani yang tersebar di seluruh wilayah NTT itu digulirkan untuk membantu lumbung pangan petani dan bersumber dari APBN dan APBD 1.

Dana bansos yang bersumber dari APBN dialokasikan kepada 14 kelompok tani yang tersebar di 7 kabupaten di NTT dengan perincian masing masing sebesar Rp 40 juta per kelompok. Untuk angaran ini sebesar Rp560 juta.

"Sementara dana bansos dari alokasi APBD 1 diperuntukan bagi 30 kelompok tani yang tersebar di 22 kabupaten/kota dengan nilai bantuan untuk masing masing kelompok tani sebesar Rp 24,5 juta. Sehingga total dana bansos mencapai Rp 735 juta," katanya, Minggu (3/5/2020).

Selain itu, Pemrov juga menyalurkan bantuan program Kawasan Rumah Pangan Lestari atau Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Program tersebut dialokasikan kepada kabupaten dengan kategori daerah stunting, dengan klaster penyuluhan dan pengembangan.

Ia merinci untuk kluster penyuluhan akan didistribusikan sebesar Rp75 juta per kelompok untuk 32 kelompok di NTT. Sementara untuk kluster pengembangan akan didistribusikan sebesar Rp14 juta per kelompok untuk 134 kelompok di NTT.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Pekerjaan Padat Karya

Foto : Sebagian warga Kota Kupang belum mendapat bantuan sosial dari pemerintah. Warga hanya menerima bantuan pribadi dari orang yang peduli (Liputan6.com/Ola Keda)

Selain skema bansos, pemberdayaan petani di tengah wabah Covid-19 juga meliputi kegiatan padat karya yang meliputi rehab jaringan irigasi tersier untuk persawahan, pembangunan umum pertanian skala kecil, berupa embung perpipaan serta perpompaan skala besar dan menengah.

Jonh merinci, dana rehab irigasi tersier disiapkan sebesar Rp4,3 miliar. Pekerjaan ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 960 orang untuk pengerjaan embung seluas 3.200 hektar yang tersebar di 12 kabupaten. Mereka akan bekerja selama tiga bulan.

Dana sebesar Rp2,2 miliar juga disiapakan untuk embung pertanian berskalah kecil (500 meter) kubik, sebanyak 15 unit yang tersebar di 16 kabupaten. Pekerjaan ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 285 orang, yag akan bekerja selama tiga bulan.

Sementara dana sebesar Rp168 juta disiapkan untuk pengerjaan perpipaan. Pekerjaan ini untuk satu kabupaten dan menyerap tenaga kerja sebanyak 20 orang. Juga program perpompaan besar dan menengah.

Untuk perpompaan besar, sebanyak 39 unit yang tersebar di 13 kabupaten, sedangkan perpompaan menengah sebanyak enam unit yang tersebar ditiga kabupaten. Pekerjaan ini akan merekrut tenaga kerja sebanyak 240 orang.

"Dengan empat pekerjaan ini, maka total akan menyerap 1.505 orang, dengan total angaran yang disiapkan sebesar Rp12,9 miliar," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya