Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengungkapkan, mendongeng bisa menjadi sarana untuk mensiasati kebosanan anak sekaligus mengkomunikasikan tentang situasi yang terjadi sebagai akibat dampak pandemi COVID-19.
"Prinsipnya dunia anak-anak adalah dunia bermain," kata Deputi Bidang Perlindungan Anak KPPPA, Nahar di Graha BNPB, Jakarta, kemarin (3/5/2020).
Advertisement
Pernyataan itu disampaikan menyusul survei dari Forum Anak Nasional pada akhir Maret 2020 yang melibatkan ratusan anak di seluruh Indonesia.
Survei menemukan, sebagian besar anak sepakat bahwa gerakan di Rumah Aja merupakan gerakan yang sangat penting dilakukan di tengah pandemi COVID-19. Namun, hampir 60 persen anak merasa tidak terlalu senang saat harus menjalani proses belajar dari rumah.
Sebagaimana keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, data tersebut juga menunjukkan, 30 persen di antaranya, merasa ragu atau tidak percaya dengan informasi tentang COVID-19 yang mereka terima.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Dari Senang Jadi Bosan
Nahar menerangkan, anak-anak pada prinsipnya senang bermain. Mereka merasa senang ketika diperbolehkan untuk belajar dari rumah, sehingga memiliki banyak waktu untuk bermain.
"Jadi, saat diberikan kesempatan di rumah, ya mereka senang di awal," terangnya.
Nyatanya, seiring waktu dengan tugas yang semakin banyak karena harus belajar di rumah, anak-anak merasa hal itu tidak sesuai dengan harapan mereka. Apalagi mereka tidak bisa lagi bermain di luar rumah.
Oleh karena itu, gerakan di Rumah Aja bisa menjadi gerakan yang membosankan tatkala anak-anak tidak mendapatkan kesempatan bermain di luar rumah.
"Posisi harus di rumah, kemudian mulai bosan inilah yang harus diwaspadai," ujar Nahar.
Advertisement
Meredam Kecemasan
Sarana belajar seperti mendongeng bisa dijadikan sebagai sebuah pola untuk mensiasati agar anak-anak tidak bosan untuk tinggal di rumah.
"Tentunya, membacakan dongeng dengan penuh variasi dan kehangatan dari orangtua juga diharapkan bisa meredam kecemasan anak terhadap situasi yang sedang terjadi akibat wabah COVID-19," tutup Nahar.