Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tertekan pada perdagangan awal pekan ini. Rupiah bergerak melemah mendekati 15.000 setelah sebelumnya menguat ke 14.881 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Senin (4/5/2020), rupiah dibuka di angka 14.960 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.881 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus bergerak melemah ke 14.995 per dolar AS.
Advertisement
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.960 per dolar AS hingga 14.997 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 8,14 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 15.073 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan di akhir April yang ada di angka 15.157 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, sentimen negatif kelihatannya membayangi pergerakan pasar keuangan hari ini.
"Pasar khawatir dengan pelonggaran karantina wilayah di beberapa negara akan menimbulkan kasus Corona gelombang kedua," ujar Ariston dikutip dari Antara, Senin (4/5/2020).
Ketegangan AS-China
Selain itu, pasar juga mengkhawatirkan ketegangan hubungan antara AS dan China belakangan ini, karena provokasi AS akan memicu perang dagang lagi antar kedua negara.
Pasar juga mengantisipasi buruknya data-data ekonomi di AS dan di negara-negara pandemi lainnya yang akan dirilis pekan ini, seperti data tenaga kerja, data indeks aktivitas sektor jasa dan manufaktur, neraca perdagangan, dan data lainnya.
"Rupiah mungkin bisa melemah mengikuti sentimen negatif tersebut," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan berpotensi tertekan menuju level Rp15.000 per dolar AS dan level dukungan di Rp14.800 per dolar AS.
Pada akhir pekan lalu (30/4), rupiah ditutup menguat signifikan 413 poin atau 2,7 persen menjadi Rp14.882 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.295 per dolar AS.
Advertisement