Dihantam Corona, Wisman ke Indonesia Anjlok 470 Ribu Orang di Maret 2020

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) periode Maret 2020

oleh Athika Rahma diperbarui 04 Mei 2020, 12:20 WIB
Dua turis berjemur di pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Sebelum menjadi objek wisata, Kuta merupakan sebuah pelabuhan dagang tempat produk lokal diperdagangkan kepada pembeli dari luar Bali. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) periode Maret 2020. Tercatat, jumlah wisman anjlok menjadi 470 ribu orang.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, anjloknya jumlah wisman yang bertandang ke Indonesia sudah dimulai sejak Februari 2020. Adapun dibanding bulan Februari 2020, angka kunjungan wisman turun 45,50 persen.

"Jadi sebelum pemerintah mengumumkan secara resmi tentang pandemi Covid-19 [ada Maret 2020, penurunan wisman ini sudah terjadi sejak Februari 2020," katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (4/5/2020).

Terlebih, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (periode yang sama), jumlah wisman turun tajam sebesar 64,11 persen. Suhariyanto melanjutkan, jumlah kedatangan wisman per Maret 2020 ini sama dengan posisi jumlah kedatangan wisman tahun 2007 lalu.

Lalu berdasarkan pintu masuknya, tercatat 52 persen atau 243,8 ribu wisman masuk melalui jalur udara, 23 persen atau 107,4 ribu melalui jalur laut dan 25 persen atau 119,8 ribu wisman melalui jalur darat. Secara umum, pergerakan dari seluruh jalur turun drastis.

 


Pemerintah Harus Waspada

Sejumlah turis menikmati pantai Kuta di pulau pariwisata Indonesia di Bali (4/1). Pantai Kuta terkenal memiliki ombak yang bagus untuk olahraga selancar, terutama bagi peselancar pemula. (AFP Photo/Sony Tunbelaka)

Suhariyanto menyatakan, penurunan jumlah wisman akibat pandemi Corona ini harus diwaspadai karena dapat menghantam sektor-sektor pendukungnya.

"Tentunya penurunan jumlah wisman ini sangat berdampak kepada sektor pendukungnya seperti perhotelan, pariwisata, transportasi. Dan ini harus diwaspadai," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya