Jokowi: Awasi Klaster, Jangan Sampai Muncul Gelombang Kedua Corona

Jokowi juga meminta agar dilakukan pengawasan yang ketat terhadap klaster-klaster penularan virus Corona.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 04 Mei 2020, 12:05 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat KTT ASEAN Khusus Tentang COVID-19 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (14/4/2020). Jokowi mengajak negara-negara ASEAN bersinergi melawan COVID-19. (Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan potensi penyebaran virus Corona atau Covid-19 dari pekerja migran dari luar negeri yang kembali ke Indonesia. Jumlah pekerja migran yang pulang ke Tanah Air pun sudah mencapai 89 ribu dan diprediksi akan terus bertambah.

"Laporan yang saya terima sudah 89 ribu (pekerja migran) yang sudah kembali dan mungkin akan bertambah 16 ribu," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas melalui video conference, Senin (4/5/2020).

Untuk itu, Jokowi meminta agar jajarannya mengawasi setiap pekerja migran yang pulang ke Indonesia. Menurut dia, perlu adanya protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah gelombang kedua Corona.

"Ini perlu ditangani, dikawal secara baik di lapangan. Sehingga jangan sampai muncul gelombang kedua," ujar Jokowi.

Jokowi juga meminta agar dilakukan pengawasan yang ketat terhadap klaster-klaster penularan virus Corona. Menurut dia, saat ini ada beberapa klaster yang berpotensi menularkan virus corona.

"Kita harus melakukan monitor secara ketat potensi penyebaran di beberapa klaster. Kaster pekerja migran, klaster jemaat tabligh, klaster Gowa, klaster rembesan pemudik, klaster industri. Ini perlu betul-betul dimonitor secara baik," jelas Jokowi.

Sementara itu, jumlah pasien positif Corona di Indonesia mencapai 11.192 orang hingga Minggu, 3 Mei 2020. Sementara itu, jumlah pasien sembuh 1.876 orang dan yang meninggal akibat virus ini sebanyak 845 orang.

Adapun jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) corona sebanyak 236.369 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) totalnya 23.130 orang. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, setidaknya sudah 326 kabupaten di 34 provinsi yang terdampak virus Corona.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Evaluasi PSBB

Kendaraan terjebak kemacetan saat melintas di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Senin (4/5/2020). Meskipun sistem PSBB sedang diberlakukan, namun sejumlah jalan di Ibu kota tetap ramai dengan kendaraan akibat masih banyaknya warga yang beraktivitas di luar rumah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus Corona atau Covid-19 dievaluasi. Dia meminta agar pelaksanaan PSBB tidak terlalu berlebihan namun juga tak kendor.

"Saya melihat beberapa kabupaten dan kota telah melewati tahap pertama dan akan masuk ke tahap kedua. Ini perlu evaluasi mana yang penerapannya terlalu over, terlalu kebablasan, dan mana yang masih kendor," jelas Jokowi saat memimpin rapat terbatas melalui video conference, Senin (4/5/2020).

Jokowi ingin PSBB betul-betul diterapkan secara ketat sehingga dapat mengurangi penyebaran virus Corona. Pasalnya, kata dia, saat ini sudah ada 4 provinsi dan 22 kabupaten/kota yang menerapkan PSBB.

Untuk itu, evaluasi tersebut dinilai penting agar ke depannya penerapan PSBB dapat berjalan efektif. Khususnya, bagi daerah-daerah yang memasuki PSBB tahap II.

"Evaluasi ini penting sehingga kita bisa melakukan perbaikan-perbaikan di kota/kabupaten maupun provinsi yang melakukan PSBB," ucap Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya