Liputan6.com, Jakarta Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, angkat suara terkait insiden baku tembak antara Korea Utara dan Korea Selatan adalah akibat tidak sengaja. Pompeo juga mengkonfirmasi tak ada korban jiwa dalam insiden itu.
Peristiwa terjadi pada hari Minggu 4 Mei pagi. Tembakan berasal dari Korea Utara di zona demiliterisasi (DMZ) yang menjadi garis batas antara dua Korea.
Baca Juga
Advertisement
"Kami berpikir kejadian itu tidak sengaja. Korea Selatan memang memberikan tembakan balas, tetapi sejauh yang kami ketahui, tidak ada hilangnya nyawa pada kedua belah pihak," ujar Pompeo pada ABC This Week, seperti dikutip Senin (5/4/2020).
Tembakan mengarah ke pos penjagaan di Korsel. Setelahnya, prajurit Korsel memberikan tembakan peringatan ke Korut. Pemerintah Korsel juga sudah meminta keterangan ke Korea Utara, namun tak ada tanggapan.
Sementara, United Nations Command atau UNC (Komando PBB) yang dipimpin Amerika Serikat berkata tetap akan menginvestigasi kasus ini bersama Korsel. Tujuannya untuk mencari tahu apakah ada pelanggaran perjanjian militer.
UNC bertugas mengawal perdamaian di antara dua Korea.
"UNC bekerja sama erat dengan Kepala Staf Gabungan Republik Korea untuk menilai dan melanjutkan memantau situasi. UNC akan melaksanakan investigasi menyeluruh besok (Senin ini) untuk menentukan apakah ada pelanggaran Perjanjian Gencatan Senjata, dan akan memberikan laporan kepada otoritas berwajib ketika selesai," jelas UNC kepada Yonhap.
Pihak Kepala Staf Gabungan Korsel meyakini penembakan yang terjadi bukan karena Korea Utara ingin provokasi. Selain itu, pihak Korsel juga mencatat situasi sedang berkabut ketika peristiwa terjadi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Terkait Kemunculan Kim Jong-un?
Insiden penembakan yang tidak memakan korban jiwa ini berlangsung sehari setelah Kim Jong-un kembali muncul ke publik setelah menghilang sejak 12 April lalu. Namun, pihak Korsel berkata keterkaitan antara insiden penembakan dengan kemunculan Chairman Kim sangat rendah.
Pihak Korsel berkata ketika insiden terjadi, jam tersebut biasanya Korea Utara memeriksa persenjataan mereka. Tidak ada pula pergerakan pada militer Korea Utara usai kejadian ini.
"Detail selanjutnya akan tersedia setelah investigasi oleh UNC dan otoritas kita," ujar Kim Jun-rak, jubir dari UNC. "Kami telah memonitor situasi ini dengan lekat," pungkasnya.
Advertisement