Olimpiade Tokyo 2020 Ditunda, Persiapan Praveen / Melati dari Nol Lagi

Olimpiade Tokyo 2020 terpaksa ditundah hingga tahun depan karena pandemi Covid-19.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 04 Mei 2020, 16:00 WIB
Pasangan Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti saat melawan wakil Thailand Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai di final All England, Minggu (15/3/2020). Praveen/Melati menang 21-15, 17-21, dan 21-8. (AP/Rui Vieira)

Liputan6.com, Jakarta Penundaan sejumlah turnamen bulu tangkis akibat pandemi virus Corona Covid-19 ikut berimbas kepada persiapan ganda campuran Praveen Jordan / Melati Daeva Oktavianti dalam menghadapi Olimpiade Tokyo 2020 yang ditunda hingga tahun depan. Persiapan keduanya harus dimulai dari nol lagi setelah tampil menjanjikan pada ajang All England di Birmingham, Inggris, Maret lalu. 

Pada kejuaraan ini, Praveen / Melati berhasil keluar sebagai juara. Dan menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI, Susi Susanti, kemenangan ini seharusnya jadi modal penting dalam menghadapi Olimpiade 2020 yang seharusnya berlangsung di Jepang mulai bulan Juli tahun ini. 

"Misalnya kayak Praveen/Melati, kemarin setelah menang All England, kalau Olimpiade digelar tahun ini kesempatan sangat besar. Tapi karena turnamen mundur, mereka harus mengulang lagi dong persiapannya dari bawah," ujar Susi seperti dilansir dari situs Antaranews.com baru-baru ini.

Susi menambahkan, dalam perencanaan tim pembinaan dan prestasi (binpres) serta pelatih, seharusnya para atlet tengah berada di performa puncaknya tepat saat Olimpiade berlangsung. Namun akibat ditundanya Olimpiade dan seluruh turnamen bulu tangkis lainnya, membuat mental dan suasana hati para pebulutangkis bukan tidak mungkin menurun atau bahkan kehilangan gairah bertanding.

Untuk itu, PBSI punya PR baru untuk mempersiapkan program tambahan bagi Praveen/Melati dan kawan-kawan demi mengembalikan performa, semangat, dan kepercayaan diri mereka saat menghadapi turnamen berikutnya hingga Olimpiade nanti.

"Nah ini yang jadi PR, bagaimana menjaga semangat, mood, bukan cuma performa, tapi juga konsistensi dan kepercayaan dirinya mereka. Serta semangat mereka bahwa di Olimpiade nanti harus di peak performa mereka yang teratas. Itu yang harus dibangun dari awal lagi," kata Susi menjelaskan.

 


Peta Kekuatan Berubah

Mantan atlet bulutangkis Susi Susanti, memegang obor untuk Asian Games 2018 saat peluncuran Torch Asian Games dalam Konser 100 Hari Menuju Asian Games 2018 di Studio 6 Emtek, Jakarta, Kamis (10/5). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pandemi virus Corona Covid-19 yang tengah melanda lebih dari 200 negara di dunia memang telah berdampak terhadap berbagai sendi kehidupan, termasuk dunia olahraga. Guna mencegah penyebaran virus tersebut, sejumlah badan olahraga termasuk BWF terpaksa menghentikan berbagai kegiatannya. 

Hingga saat ini, Federasi Bulu Tangkis Internasional (BWF) belum memberikan kepastian soal kelanjutan turnamen yang ditunda. Dari sederet turnamen yang terbengkalai, baru kejuaraan  Thomas & Uber Cup yang sudah dipastikan bakal digelar pada 3-11 Oktober di Arrhus, Denmark.

Menurut Susi, jeda turnamen yang cukup lama tidak hanya  berpengaruh signifikan mental para atlet. Kondisi ini juga menurutnya bakal berpotensi mengubah peta kekuatan bulu tangkis di dunia.

 


Tugas Berat PB PBSI

Legenda bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti (dua kanan) membawa obor Asian Games 2018 di Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (21/7). Selanjutnya obor Asian Games 2018 akan dibawa menuju Banyuwangi. (JUNI KRISWANTO/AFP)

Sementara itu, PB PBSI harus mengatur strategi menghadapi skenario padatnya jadwal turnamen di akhir tahun, menyusul banyaknya ajang yang ditunda karena pandemi virus Corona.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI Susi Susanti mengatakan pihaknya akan mempersiapkan atlet dengan matang, terutama dalam menghadapi Piala Thomas dan Uber yang pasti digelar Oktober mendatang. (Baca berita lengkapnya di sini).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya