Liputan6.com, London - Legenda Arsenal, Thierry Henry pernah bersaing ketat dengan mantan striker Manchester United (MU), Ruud van Nistelrooy. Henry malah mengaku tidak tertarik melawan Nistelrooy dalam penghargaan pencetak gol terbanyak Liga Inggris.
Sejak Nistelrooy datang ke MU pada 2001, dia dan Henry selalu bersaing memperebutkan sepatu emas Liga Inggris. Di awal kedatangan Nistelrooy, Henry masih memuncaki daftar puncak top skorer.
Advertisement
Nistelrooy yang tidak mau kalah akhirnya bisa memenangkan sepatu emas Liga Inggris pada 2003. Namun setelah itu, Henry berhasil memenangkan sepatu emas dalam tiga tahun secara beruntun.
Itu berarti selama lima tahun sejak Van Nistelrooy datang ke Old Trafford, Henry secara total telah memenangkan penghargaan Sepatu Emas sebanyak empat kali. Dua legenda MU, Rio Ferdinand dan Paul Scholes pun mengakui kalau Nistelrooy sangat terobsesi mengalahkan Henry.
"Persaingan itu akan menjadi cerita antara saya dan dia (Van Nistelrooy), karena dia dan saya selalu berebut untuk memenangkan Sepatu Emas. Akan tetapi saya tidak tahu apakah dia selama ini terobsesi atau tidak dengan gol."
"Yang saya ingat, saya dulu pernah memberikannya penalti di pertandingan terakhir Edu untuk Arsenal. Saya bertarung dengan striker MU, Ruud van Nistelrooy untuk Sepatu Emas waktu itu," kata Thierry Henry di Instagram Live dengan Puma Football.
Tidak Terobsesi
Berbeda dengan Nistelrooy, Henry malah sama sekali tidak tertarik dengan penghargaan sepatu emas Liga Inggris. Pria asal Prancis itu malah menyakini hal yang lebih menarik ketimbang membuat gol.
"Jangan salah paham, saya tidak tahu apa-apa tentang obsesinya. Coba Anda bandingkan, saya pun tidak memberikan asis yang banyak (sebanyak gol), dan kadang-kadang saya hanya fokus untuk cetak gol."
"Apakah itu termasuk terobsesi? Karena saya sangat meyakini, saya tidak akan mendapatkan Sepatu Emas jika memberikan banyak assist," ujar pria berusia 42 tahun itu menegaskan.
Advertisement
Isu Terobsesi
Thierry Henry juga membantah semua hal terkait isu yang menyebut bahwa dirinyalah yang sebetulnya terobsesi mencetak gol seperti Van Nistelrooy. Isu itu muncul lantaran Henry memang sering memiliki emosi yang berapi-api ketika bermain sebagai di atas lapangan.
"Ketika saya sedang emosi di lapangan, itu bukan berarti saya terobsesi mencetak gol. Saya hanya merasa kesal karena tidak bisa memberikan bantuan atau gagal mencetak gol. Itu membuat saya merasa tidak berguna bagi tim saya."
"Terkadang saya bisa tampil luar biasa dalam satu pertandingan, tapi terkadang saya juga bisa tampil sangat buruk," ucapnya mengakhiri.