8 Potret Warga Dunia Pakai Masker Saat Pandemi Flu Spanyol Seabad Lalu

Jauh sebelum Virus Corona baru menjangkit 3,5 juta orang di dunia, flu Spanyol pada 1918 dianggap sebagai pandemi paling mematikan dalam sejarah.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 04 Mei 2020, 16:23 WIB
Rumah sakit darurat selama pandemi flu Spanyol, Camp Funston, Kansas, 1918.(foto: Arsip Sejarah Otis, Museum Nasional Kesehatan dan Kedokteran)

Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona COVID-19 bukan lah pandemi yang paling mematikan di dunia. Jauh sebelum Virus Corona jenis baru menjangkit 3,5 juta orang di dunia, flu Spanyol pada 1918 telah dianggap sebagai pandemi paling mematikan dalam sejarah dunia.

Jenis influenza ini menyebar dengan cepat dan membunuh tanpa pandang bulu. Orang-orang muda, tua, sakit, dan sehat semuanya terinfeksi, dan sekitar 10% dari total pasien, meninggal dunia.

Perkiraan bervariasi pada jumlah pasti kematian yang disebabkan penyakit ini, tetapi diperkirakan telah menginfeksi sepertiga populasi dunia dan menewaskan sedikitnya 50 juta orang, menjadikannya pandemi paling mematikan dalam sejarah modern. Meskipun pada saat itu mendapat julukan "flu Spanyol," virus itu belum tentu berasal dari Spanyol.

Wabah flu Spanyol dimulai pada 1918, selama bulan-bulan terakhir Perang Dunia I, dan sejarawan sekarang percaya bahwa konflik tersebut mungkin sebagian bertanggung jawab untuk menyebarkan virus. Di Front Barat, tentara yang hidup dalam kondisi sempit, kotor, dan lembab menjadi sakit.

Ini adalah akibat langsung dari melemahnya sistem kekebalan tubuh dari kekurangan gizi. Penyakit mereka, yang dikenal sebagai "la grippe," menular, dan menyebar di antara barisan. Dalam waktu sekitar tiga hari menjadi sakit, banyak prajurit akan mulai merasa lebih baik, tetapi tidak semua berhasil sembuh.

Selama musim panas 1918, ketika pasukan mulai pulang dengan cuti, mereka membawa serta virus yang tidak terdeteksi yang membuat mereka sakit. Virus itu menyebar ke seluruh kota dan desa di negara asal para prajurit. Banyak dari mereka yang terinfeksi, baik prajurit maupun warga sipil, tidak pulih dengan cepat. Virus ini paling sulit menyerang dewasa muda antara usia 20 dan 30 tahun yang sebelumnya sehat.

Pada 2014, sebuah teori baru tentang asal-usul virus itu pertama kali muncul di China, National Geographic melaporkan. Catatan-catatan yang sebelumnya belum ditemukan mengaitkan flu dengan pengangkutan pekerja Tiongkok, Korps Buruh Tiongkok, di Kanada pada 1917 dan 1918.

Dikutip dari Live Science, Senin (4/5/2020), berikut ini adalah potret orang-orang yang mengenakan masker saat flu Spanyol menjadi pandemi pada 1918:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


1. Perawat menyiapkan masker untuk mencegah penyebaran flu Spanyol pada 1918.

Flu Spanyol pada 1918. (foto: National Archives)

2. Seorang penyapu jalan mengenakan masker saat pandemi Flu Spanyol pada 1918.

Flu Spanyol pada 1918. (Foto: National Archives)

3. Anggota Palang Merah memberikan demonstrasi di Stasiun Ambulans Darurat di Washington, D.C., selama pandemi flu Spanyol pada 1918.

Flu Spanyol pada 1918. (foto: Library of Congress)

4. Seorang pekerja pos mengenakan masker kain kasa di New York, saat Flu Spanyol pada 1918.

Flu Spanyol pada 1918. (Foto: National Archives)

5. Para panitera bekerja dengan masker saat pandemi Flu Spanyol melanda pada Oktober 1918.

Flu Spanyol pada 1918. (Foto: National Archives)

6. Seorang polisi mengatur lalu lintas saat pandemi flu Spanyol melanda pada 1918.

Flu Spanyol pada 1918. (Foto: National Archives)

7. Seorang pekerja sedang mengetik mengenakan masker untuk mencegah penularan flu Spanyol pada 1918.

Flu Spanyol pada 1918. (Foto: National Archives)

8. Petugas karcis kereta api mengenakan masker saat pandemi Flu Spanyol pada 1918.

Flu Spanyol pada 1918. (Foto: National Archives)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya