Sebaran Covid-19 di Sulteng Menuju Puncak Pandemi

Penyebaran Covid-19 di Sulteng disebut baru menuju puncaknya dan masih berpotensi terjadi peningkatan jumlah kasus positif, apalagi dengan transmisi lokal yang telah terjadi di beberapa daerah, serta adanya Orang Tanpa Gejala (OTG).

oleh Heri Susanto diperbarui 05 Mei 2020, 08:00 WIB
Muara Sungai Palu yang tampak dari atas. Lokasi itu menjadi salah satu lokasi untuk mengenang gempa di Sulteng yang terjadi pada September 2018 lalu. (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Liputan6.com, Palu - Hingga akhir April 2020, penyebaran Covid-19 di Sulteng disebut baru menuju puncaknya dan masih berpotensi terjadi peningkatan jumlah kasus positif, apalagi dengan transmisi lokal yang telah terjadi di beberapa daerah, serta adanya Orang Tanpa Gejala (OTG) yang belum teridentifikasi dan  berbaur di masyarakat.

Tingkat penyebaran hingga awal April itu disebut cenderung landai dan masih berpotensi bertambah. Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola mengungkapkan, berdasarkan kajian dan analisis epidemiologi, puncak penyebaran kasus covid di Sulteng diprakirakan pertengahan bulan Mei.

"Berdasarkan kajian kami dan epidemiologi, saat ini Sulteng sedang menuju puncak. Grafiknya masih landai. Prakiraan pertengahan Mei nanti puncaknya," ungkap Longki yang didampingi Kadis Kesehatan Sulteng saat meninjau laboratorium kesehatan Sulteng, Kamis (30/4/2020).

Saat puncak nanti jumlah kasus positif berpotensi mencapai angka 80-an kasus. Untuk menekan jumlah itu, kepatuhan masyarakat pada imbauan pemerintah juga berperan penting. Apalagi, kata Longki, penularan virus itu di beberapa daerah di Sulteng telah melalui transmisi lokal, atau dari orang ke orang, bukan lagi karena riwayat perjalanan pasien.

"Kota Palu salah satunya, penularannya bukan lagi dalam klaster yang sama, melainkan antarorang. Kalau tidak ada kedisiplinan dan kepatuhan warga, risiko bertambahnya kasus tetap ada," kata dia.

Selain di Palu, kasus transmisi lokal Covid-19 juga ditemukan di Poso, Morowali Utara, dan Kabupaten Buol.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Masyarakat Waspadai OTG

Sejumlah warga hingga pertengahan Maret lalu, masih berkumpul dan memadati objek wisata Hutan Kota Palu di tengah pandemi Covid-19. (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Transmisi lokal itu juga yang membuat otoritas kesehatan di Sulteng mewanti-wanti warga untuk membantu kerja petugas surveilans di Kabupaten dan kota se-Sulteng melakukan identifikasi dan memutus sebaran virus itu terutama berdasarkan klaster-klaster yang ada.

Sementara petugas surveilans bekerja, warga lainnya diminta menjaga diri dari paparan virus itu dengan tetap menggunakan masker dan tidak berkumpul untuk menghindari terpapar dari Orang Tanpa Gejala (OTG).

Pihak Dinas Kesehatan Sulteng sendiri menyatakan, hingga akhir April 60 sampai 70 persen OTG masih bebas berkeliaran dan menjadi perhatian serius dinkes di Kabupaten dan kota se-Sulteng untuk memutus penyebaran virus tersebut.

"Petugas terus mengidentifikasi keberadaan OTG supaya ditangani dan tidak semakin menyebarkan ke orang lain. Masyarakat harus waspada sebab mereka (OTG) tampak sehat padahal membawa virus itu," ungkap Kadis Kesehatan Sulteng, dr Reny Lamadjido, Kamis (24/4/2020).

Sejauh ini, hingga 4 Mei 2020, pandemi Covid-19 telah memapar 59 orang di Sulawesi Tengah. Sebaran kasus positif itu ada di 6 kabupaten dan kota dari 13 daerah yang ada di Sulteng, yakni 16 kasus di Kota Palu, 19 kasus di Kabupaten Buol, 12 di Morowali Utara, 6 di Poso, serta masing-masing 3 kasus di Sigi dan Morowali. Sedangkan, jumlah kasus meninggal dunia akibat virus itu sebanyak 3 kasus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya