Liputan6.com, Surabaya - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya langsung bergerak cepat mencari dan mendatangi rumah wanita asal Surabaya, Jawa Timur yang mengaku kena semprot disinfektan, yang videonya sempat beradar di media sosial.
Dokter Fungsional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soewandhie Surabaya, Desy Hinda Pramita memastikan sudah menemui langsung pasien berinisial ‘In’ untuk pemeriksaan dan anamnesis (mencari riwayat pasien). Hasilnya, dipastikan pasien itu terkena herpes zozter thorakalis yang penyebabnya bukanlah karena cairan disinfektan.
"Itu tidak ada hubungannya antara herpes zozter thorakalis dan terkena cairan disinfektan. Jadi kebetulan munculnya penyakit itu hampir bersamaan dengan pasien terkena cairan disinfektan," kata Desi, Senin (4/5/2020).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Desi, saat pasien diperiksa, dilakukan diagnosa pembanding yakni dermatitis kontak. Artinya, jika memang pasien yang bersangkutan terkena disinfektan ditubuhnya, lantas mengapa yang bentol-bentol hanya di bahu bagian kirinya?.
Oleh karena itu, ia yakin penyakit tersebut bukanlah karena cairan disinfektan, melainkan karena virus. Terlebih lagi pasien itu sedang mengalami penurunan daya tahan tubuh.
"Nah, herpes zozter itu menyerang saraf. Gambarnya itu pas sekali dengan herpes sesuai dengan sarafnya. Muncul plenting-plenting segerombol itu yang terdapat pada penyakit herpes zozter thorakalis,” tegas dia.
Sebenarnya saat memeriksa pasien, Desi berulangkali memaparkan timbulnya herpes zozter thorakalis ini bukan karena cairan disinfektan. Hanya saja, jika dilihat dari riwayat penyakit ini, mulai timbul hampir bersamaan dengan pasien terkena cairan. Padahal sebelumnya pasien ini lebih dahulu mengalami gejala seperti meriang dan panas dingin.
"Sudah saya terangkan kepada ibuknya (pasien) ini adalah bersamaan. Sebenarnya ibu ini sudah ada gejala tidak enak badan untuk mau jadi herpes. Kebetulan pada saat itu, kok ya kecipratan disinfektan. Tapi disinfektan ini bukan menyebabkan herpes lho. Tidak, tidak ada hubungannya,” tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bukan karena Disinfektan
Bahkan, sehari sebelum Puskesmas Rangkah menjemput pasien dan dibawa ke RSUD dr. Soewandhie untuk diperiksa, pasien berusia 60 tahun itu sudah mendapat penanganan pertama dari tim gerak cepat (TGC) dengan memberikan resep obat anti virus dan vitamin.
"Pasien bilang semalam sudah mulai enak tidurnya. Bersih dan nyaman tidak merasakan perih karena obat,” tegasnya.
Selanjutnya, Desi memastikan setelah pemeriksaan dan pemberian obat anti nyeri dan vitamin itu diberikan, pasien bisa kembali melakukan kontrol minggu depan.
"Saya sudah sampaikan minggu depan jadwalnya kontrol kembali. Jadi, sekali lagi murni bukan karena disinfektan,” pungkas dia.
Advertisement