Milan - Malam mencekam di Istanbul mungkin dikenang sebagai momen yang buruk bagi sebagian fans AC Milan. Kendati demikian, Carlo Ancelotti selaku pelatih di saat itu tetap merasa bangga dengan skuat yang ia miliki.
AC Milan berhasil mencapai babak final yang kedua kalinya di era kepelatihan Ancelotti pada tahun 2005. Mereka dipertemukan dengan Liverpool, yang pada babak semi-final berhasil menyingkirkan Chelsea.
Advertisement
Rossoneri tampak perkasa. Dalam perjalannya, mereka bisa membuat Barcelona duduk di peringkat kedua fase grup dan bahkan menyingkirkan Manchester United serta Inter Milan pada babak gugur.
Keperkasaan itu kemudian diperlihatkan lagi pada babak final, di mana mereka sukses mengungguli Liverpool tiga gol pada babak pertama. Namun, ibarat perputaran roda, Milan terpaksa menelan pil pahit di 45 menit kedua.
Pertandingan tersebut berakhir dengan kemenangan the Reds. Setelah berhasil menyamakan kedudukan, mereka memaksa Milan bermain lebih dari 90 menit dan meraih kesuksesannya melalui drama adu penalti.
Sakit hati di 'Malam Istanbul' itupun kemudian dibalas dengan tuntas oleh Rossoneri pada tahun 2007. Mereka sukses membalaskan dendamnya atas Liverpool dan keluar sebagai juara Liga Champions.
Rekam jejak itu membuat publik sepakat kalau Milan yang di tahun 2007 lebih baik dari 2005. Namun Ancelotti punya pandangan yang berbeda.
"Tim AC Milan 2007 secara teknis lebih inferior ketimbang tim 2005, yang masih tetap menjadi tim dengan performa terbaik dalam sebuah laga final," ucap Ancelotti dalam wawancara di media sosial Instagram.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Tetap Tim yang Terbaik
Lebih jauh lagi, Ancelotti juga menyebutkan bahwa skuat 2005 juga mengungguli tim 2003 yang kala itu mengalahkan Juventus di babak final Liga Champions. Ia punya alasan tersendiri untuk itu.
"Tim 2005 lebih baik dari yang tahun 2003. Di 2007, kami memiliki motivasi yang luar biasa. Kami memenangkannya dengan motivasi ketimbang kualitas," tambahnya.
"Saya menyaksikan final Istanbul setelah 10 tahun. Kami juga bermain dengan sangat baik di perpanjangan waktu. (Jamie) Carragher berkata kalau mereka sudah tidak bisa bertahan lagi dan ingin segera ke babak penalti," ucapnya.
Perlu diketahui bahwa pertandingan final antara Milan melawan Liverpool pada tahun 2005 digelar di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul. Itulah mengapa pertandingan klasik tersebut dikenang dengan nama 'Malam Istanbul'.
Advertisement
Data Fakta Pertandingan
- AC Milan: Dida, Cafu, Maldini, Stam, Nesta, Gattuso (Rui Costa 112'), Seedorf (Serginho 86'), Pirlo, Kaka, Shevchenko, Crespo (Tomasson 85).
- Cadangan: Abbiati, Kaladze, Costacurta, Dhorasoo
- Gol: Maldini (1), Crespo (39'), (44').
- Liverpool: Dudek, Finnan (Hamann 46'), Traore, Hyypia, Carragher, Riise, Gerrard, Luis Garcia, Alonso, Kewell (Smicer 23'), Baros (Cisse 85').
- Cadangan: Carson, Josemi, Nunez, Biscan
- Gol: Gerrard (54'), Smicer (56'), Alonso (59')
- Jumlah penonton: 65.000
- Wasit: Manuel Enrique Mejuto Gonzalez (Spanyol)
Sumber asli: Football Italia
Disadur dari: Bola.net (Yaumil Azis, Published 3/5/2020)