BI Catat Bawang Merah Jadi Penyumbang Inflasi April 2020

Bank Indonesia mencatat, inflasi April 2020 sebesar 0,08 persen (mtm). Angka ini lebih rendah dari inflasi bulan Maret 2020 sebesar 0,10 persen (mtm).

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mei 2020, 10:47 WIB
Pedagang menjajakan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (2/4/2019). Sejumlah pedagang di Pasar Induk Kramat Jati mengaku harga bawang merah dan bawang putih relatif stabil, meskipun terjadi kenaikan harga di beberapa daerah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia mencatat, inflasi April 2020 sebesar 0,08 persen (mtm). Angka ini lebih rendah dari inflasi bulan Maret 2020 sebesar 0,10 persen (mtm).

"Inflasi IHK pada April 2020 tercatat 0,08 persen (mtm), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,10 persen (mtm)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko dalam siaran pers, Jakarta, Selasa (5/5).

Turunnya inflasi bulan April 2020 dipengaruhi oleh inflasi inti yang melambat. Kelompok volatile food dan administered prices kembali mencatat deflasi.

Untuk itu, secara tahunan inflasi IHK April 2020 tercatat sebesar 2,67 persen (yoy). Menurun dibandingkan dengan inflasi bulan Maret 2020 sebesar 2,96 persen (yoy).

Onny melanjutkan, inflasi inti pada April 2020 tercatat melambat dari 0,29 persen (mtm) pada bulan sebelumnya menjadi 0,17 persen (mtm). Menurut kelompok barang, perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh deflasi komoditas bawang bombay, di tengah komoditas gula pasir dan emas perhiasan yang mencatat kenaikan harga.

Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,85 persen (yoy). Sedikit melambat dibandingkan dengan inflasi Maret 2020 sebesar 2,87 persen (yoy). Inflasi inti yang menurun tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi tetap terjaga dan dampak permintaan domestik yang melambat sejalan dampak pandemi COVID-19.

Kelompok volatile food kembali mencatat deflasi sebesar 0,09 persen (mtm), setelah pada Maret 2020 mengalami deflasi sebesar 0,38 persen (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi koreksi harga yang cukup dalam di beberapa komoditas seperti cabai merah, daging, telur ayam ras dan bawang putih. Hal ini terjadi akibat melambatnya permintaan seiring pandemi COVID-19 dan pasokan yang memadai.

 


Bawang Merah

Pedagang memilah bawang merah di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (26/4/2019). Kementerian Perdagangan siap menjaga harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok menjelang Puasa dan Lebaran 2019. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sementara itu, inflasi komoditas bawang merah cukup tinggi didorong oleh pasokan panen bawang merah yang belum meningkat. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food pada bulan ini tercatat 5,04 persen (yoy). Lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 6,48 persen (yoy).

Kelompok administered prices juga kembali mencatat deflasi sebesar 0,14 persen (mtm). Lebih rendah dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,19 persen (mtm). Deflasi ini terutama disumbang oleh koreksi tarif angkutan udara seiring penurunan permintaan.

Sementara itu, komoditas aneka rokok dan Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) mencatat inflasi yang meningkat. Secara tahunan, kelompok administered prices tercatat deflasi sebesar 0,09 persen (yoy). Lebih rendah dari bulan Maret 2020 yang mengalami inflasi sebesar 0,16 persen (yoy).

Ke depan, Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah. Baik di tingkat pusat maupun daerah untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dan terkendali dalam sasarannya sebesar 3,0%±1% pada 2020. Koordinasi dengan Pemerintah tersebut termasuk untuk mengendalikan inflasi pada bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1441 H.

Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya