Liputan6.com, Jakarta Insya Allah Surga kali ini tentang suatu siang Ucok, Karyo dan Tatang lagi keliling saingan cari calon pembeli. Ada seorang nenek berpenampilan sederhana yang minta tolong dianterin ke rumah Pak Kades. Karyo dan Ucok langsung nunjuk ke Tatang.
Soalnya mereka pikir nggak mungkin si nenek ini mau beli tanahnya Pak Kades, paling juga mau ngurus tunjangan lansia. Tatang nggak bisa nolak karena kasihan juga melihat si nenek. Tatang lalu mengantar si nenek menemui Pak Kades. Insya Allah Surga makin seru.
Ternyata si nenek itu justru mau beli tanahnya Pak Kades, bahkan langsung dibayar kontan saat itu juga. Ternyata di dalam tas lusuh si nenek ada uang ratusan juta rupiah. Tatang girang banget dapat uang komisi 10 juta. Ucok dan Karyo hanya bisa gigit jari melihat keberuntungan Tatang. Bulan dan Klanting marahin anak-anaknya, kenapa bukan mereka yang anterin nenek itu?
Baca Juga
Advertisement
Habis tampangnya nggak meyakinkan mau beli tanah, kata Ucok dan Karyo kompak. Makanya, don’t judge a book by its cover, kata Euis sok tau. Artinya apa? kata Bulan dan Klanting. Jangan samain buku sama tas koper, jawab Euis asal.
Insya Allah Surga selanjutnya...
Promosi
Hari itu Ucok nggak sengaja ketemu warga desa yang mau jual rumahnya yang besar. Ucok dijanjikan komisi 50 juta jika berhasil dapatkan pembeli. Ucok girang banget, hampir saja dia pamer ke Tatang dan Karyo kalau nggak dilarang sama mamaknya.
Kalau Karyo dan Tatang tau, bisa habis ketikung lah kau! kata Bulan. Akhirnya Ucok simpan rahasia itu, dia promosiin rumah tersebut secara sembunyi-sembunyi dari Tatang dan Karyo.
Advertisement
Paling Beruntung
Sampai akhirnya Ucok dapatkan orang yang berminat membeli rumah itu. Saat itulah Ucok dan Bulan langsung pamer sama Karyo, Tatang dan emak-emaknya, bahwa mereka sebentar lagi dapat komisi 50 juta cash.
Ucok dan Bulan bilang, bahwa mereka lah anak dan istri H.Ridwan yang paling beruntung nasibnya
Gempa
Hari itu dari pagi Ucok dan Bulan sudah heboh mau ambil uang komisinya. Karyo, Tatang dan emak-emaknya hanya bisa manyun nahan iri. Tapi tiba-tiba, tanah bergetar, barang-barang jatuh, semua jadi pusing.
Ternyata ada gempa bumi. Ucok, Karyo, Tatang dan emak-emaknya lari ke luar rumah. Di depan rumah sudah ramai oleh warga yang panik. Gempaa.. Gempaaaa..
Advertisement
