Eks Bintang Liverpool Kenang Comeback Dramatis atas AC Milan di Final Liga Champions

Pemain internasional Ceko itu mencetak gol kedua untuk timnya dan penalti keempat dalam drama adu penalti melawan AC Milan.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 06 Mei 2020, 06:00 WIB
Gelandang Tottenham, Harry Winks, berusaha melewati gelandang Liverpool, Georginio Wijnaldum, pada laga Premier League di Stadion Tottenham, London, Sabtu (11/1). Tottenham kalah 0-1 dari Liverpool. (AFP/Glyn Kirk)

Liputan6.com, Liverpool - Mantan pemain Liverpool, Vladimir Šmicer, mengenang final dramatis Liga Champions musim 2005 yang digelar di Istanbul. Ia menyebut laga lawan AC Milan itu momen yang sangat mengesankan.

Pertandingan Liverpool kontra AC Milan dimulai dengan awal yang "gila". Paolo Maldini mencetak gol di menit pertama, yang membuat pasukan Rafa Benítez ketinggalan 0-3 di babak pertama.

Namun, hanya sedikit yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Liverpool hanya dalam waktu enam menit mampu membalikkan keadaan, dan membawa permainan ke perpanjangan waktu sebelum akhirnya mereka mengangkat trofi setelah adu penalti yang menegangkan.

Dan, momen itu terus dikenang salah satu pemain kunci, Šmicer, yang masuk pada menit ke-23 menggantikan Harry Kewell yang cedera.

Pemain internasional Ceko itu mencetak gol kedua untuk timnya dan penalti keempat dalam drama adu penalti. Sebelumnya, tendangan bintang AC Milan Andriy Shevchenko berhasil diselamatkan Jerzy Dudek dan memberikan gelar kepada Liverpool.


Pertandingan Terakhir

“Setelah mencetak gol kedua, saya merasa kami akan mendapatkan yang ketiga. Saya merayakannya, tetapi tidak ada yang datang dengan saya! Semua pemain berada di tengah dan menunggu peluit untuk menyerang lagi. Para pemain Milan tidak tahu apa yang sedang terjadi. Enam menit itu gila," kata Šmicer kepada France Football.

“Saya sangat senang karena itu adalah pertandingan terakhir saya untuk Liverpool. Saya bisa pergi dengan tenang! Itu yang membuat saya agak gugup juga," kenangnya.

"Saya tahu bahwa Benitez akan bertanya kepada saya apakah saya ingin mengambil penalti. Saya berumur 32, saya merasa baik. Saya bilang iya. Dia menjawab: 'Oke, kamu keempat'. "


Hilang Kepercayaan Diri

Usai menyanggupi permintaan pelatihnya, tiba-tiba semua kepercayaan diri saya hilang. "Saya merasa sangat sangat gugup. Ini akan menjadi tembakan terakhir saya bersama Liverpool.

Saya berkata pada diri sendiri: "Jika Anda mencetak gol, Anda dapat kembali ke Liverpool seumur hidup, tetapi jika tidak, Anda tidak akan pernah bisa kembali! Tidak pernah!," kata Smicer.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya