Liputan6.com, Jakarta - Maskapai penerbangan asal Inggris Virgin Atlantic memutuskan untuk memangkas 3.150 pekerja dan menghentikan beberapa penerbangan imbas pandemi Corona yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
CEO Virgin Atlantic, Shai Weiss menyatakan, selama 36 tahun beroperasi, maskapai tidak pernah menghadapi situasi seperti Covid-19 dimana hampir seluruh sektor mengalami kehilangan yang luar biasa besar.
Advertisement
Adapun, maskapai tengah mengatur ulang strategi untuk mempertahankan kelangsungan bisnis dengan mengurangi biaya operasional dan menumpuk uang tunai.
"Sangat krusial karena kita bisa mengembalikan keuntungan di tahun 2021. Ini berarti kita harus mengambil langkah untuk membentuk ulang Virgin Atlantic. Saya harap bukan itu masalahnya, tapi kami benar-benar harus mengurangi pekerja," kata Weiss, sebagaimana dikutip dari Forbes, Rabu (6/5/2020).
Selain itu, rute London Gatwick juga akan dipangkas. Maskapai hanya akan fokus melakukan operasional di rute-rute populer seperti London Heathrow dan Manchester. Adapun, sebagian saham maskapai rival British Airways ini dimiliki oleh miliarder Richard Banson dengan porsi kepemilikan mencapai 51 persen.
Opsi Penyelamatan
Bisnis miliarder ini juga terombang-ambing dalam gelombang ketidakpastian ekonomi global akibat Corona saat ini. Pada April lalu, Banson bahkan mengajukan bantuan kepada pemerintah untuk menyelamatkan Virgin Atlantic.
"Banyak yang mengomentari kekayaanku, tapi nilai yang kalian ketahui adalah nilai sebelum adanya pandemi. Dan itu bukan uang tunai di bank yang langsung bisa ditarik," belanya.
Branson menjelaskan, selama bertahun-tahun, keuntungan maskapai diinvestasikan melalui pengembangan bisnis sehingga maskapai tidak menyimpan uang dalam bentuk tunai yang bisa digunakan sewaktu-waktu.
Lebih lanjut, maskapai akan melakukan eksplorasi kemungkinan dan opsi penyelamatan yang bisa dilakukan semaksimal mungkin.
Advertisement