2 Buku Sejarah Rekomendasi Warren Buffett untuk Hadapi Krisis Akibat Corona

Warren Buffett merekomendasikan setidaknya ada dua buku sejarah yang relevan dengan situasi krisis akibat pandemi Corona covid-19 saat ini.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Mei 2020, 21:00 WIB
Peringkat kedua diikuti oleh pemilik Berkshire Hathaway, Warren Buffett. Kekayaan pria 86 tahun ini mencapai US$ 75,6 miliar atau sekitar Rp 1.005 triliun. (NYC)

Liputan6.com, Jakarta - Investor legendaris, Warren Buffett memberikan pelajaran sejarah singkat dalam pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway.

Ketika Buffett merenungkan peristiwa-peristiwa yang mengubah hidup, mulai dari Perang Dunia II, Krisis Misil Kuba, 9/11 dan krisis keuangan 2008. Ia pun merekomendasikan setidaknya ada dua buku sejarah yang relevan dengan situasi krisis akibat pandemi Corona covid-19 saat ini.

Melansir dari laman CNBC, Rabu (6/5/2020), Inilah bacaan yang direkomendasikan Warren Buffett.

‘The Great Crash of 1929’ oleh John Kenneth Galbraith

Dalam pertemuan dengan pemegang saham, Buffett berbicara tentang masa ketidakpastian besar dalam sejarah Amerika Serikat (AS), termasuk kejatuhan pasar saham pada 1929 yang menyebabkan Depresi Hebat (The Great Depression).

Bagi yang tertarik untuk belajar lebih banyak mengenai situasi krisis seperti saat ini, ia merekomendasikan buku “The Great Crash of 1929” oleh John Kenneth Galbraith.

“Ada sebuah buku hebat tentang itu yang berjudul The Great Crash’ yang dikarang oleh John Kenneth Galbraith,” kata Warren Buffett.

Dalam buku itu, Galbraith menyoroti keruntuhan finansial di tahun 1929, termasuk apa yang menyebabkannya, bagaimana hal itu menyebabkan depresi hebat dan apa yang dapat dipelajari darinya.

 


‘Keeping At It: Quest for Money Sound dan Good Government’ oleh Paul Volcker.

Angka tersebut sukses melampaui pendapatan lelang yang didapat pada tahun sebelumnya.

Dalam pertemuan para pemegang saham, Buffett juga berbicara tentang Sistem yang dijalankan oleh Bank Sentral AS atau The Federal Reserve dan peran yang dimainkannya dalam perekonomian.

Dia memuji mendiang Paul Volcker, yang menjabat sebagai ketua Federal Reserve di bawah Presiden Jimmy Carter dan Ronald Reagan.

“Saya selalu menempatkan Paul Volcker di tempat khusus, tumpuan khusus dalam hal ketua Federal Reserve selama bertahun-tahun. Kami memiliki banyak ketua Fed yang sangat baik, tetapi Paul Volcker, saya memilikinya di bagian atas daftar,” kata Buffett.

Buku itu merupakan memoar perjalanan karir Volcker sebagai ketua The Fed dari 1979 hingga 1987, termasuk warisan kebijakan moneternya.

Di eranya, Paul Volcker adalah Gubernur The Fed yang berani. Di masa awal kepemimpinannya, Paul Volcker harus berhadapan dengan inflasi dua digit di AS. Saat Volcker diangkat sebagai Ketua The Fed tahun 1979, AS tengah menghadapi kenaikan harga barang.

Sebulan pertama Paul Volcker menjabat, inflasi AS naik 11,8 persen dari tahun sebelumnya. Demi menekan harga, Volcker menaikkan suku bunga ke level tinggi. Pada Juli 1981, Fed Funds Rate (FFR) efektif mencapai 22,36 persen.

“Paul Volcker adalah raksasa dalam banyak hal,” kata Buffett.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya