Kisah Haru Petugas Medis Jemput Bocah 8 Tahun Positif Covid-19 di Polman

Bocah itu melakukan kontak erat dengan MU (60), pasien positif Covid-19 yang diduga menjadi carrier penyebaran virus klaster baru di Polman bernama Kandemeng.

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 07 Mei 2020, 03:33 WIB
Momen saat bocah 8 tahun positif Covid-19 di Polman dijemput petugas medis berpakaian APD lengkap. (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Polman - Foto seorang bocah dijemput petugas medis menggunaan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap mendadak viral di media sosial. Bocah itu disebut-sebut merupakan pasien positif Covid-19 di Dusun Kandemeng, Desa Batulaya, Kecamatan Tinambung, Polman, Sulawesi Barat.

Foto itu diketahui dibagikan Ketua AJI Kota Mandar Muhammad Ridwan Alimuddin, kemudian dibagikan ulang oleh akun Facebook Fauzan Mukrim dimana ia menggambarkan suasana penjemputan 12 pasien positif Covid-19 yang menjadi klaster baru bernama Kandemeng, termasuk bocah berusia 8 tahun tersebut dari hasil obrolannya dengan Ridwan.

"Saya berusaha membayangkan bagaimana perasaannya saat ia mengemas pakaiannya. Memilih sendiri mana yang harus ia bawa, dan kemudian membungkusnya dengan plastik Indomaret. Mungkin ada ia menyelipkan mainan di situ. Sekadar untuk mengusir bosan di tempat isolasi nanti," tulis Fauzan.

Fauzan juga memberi keterangan, bahwa bocah itu merupakan pasien termuda yang dijemput oleh petugas medis di desa itu. Bocah itu dinyatakan positif setelah tes swab yang dilakukan petugas kesehatan setempat beberapa hari sebelumnya, hasilnya telah keluar.

"Ia dan 11 anggota keluarganya positif terpapar corona. Satu orang sudah meninggal beberapa hari sebelumnya. Sepertinya ini klaster baru lagi di Sulawesi, klaster Kandemeng," sebut Fauzan.

Sementara itu, Surveilans Covid-19 Dinas Kesehatan Sulawesi Barat Lidyawati Dahlan mengatakan, bocah tersebut terpapar Covid-19 setelah melakukan kontak erat dengan MU (60), pasien positif Covid-19 ke-50 yang diduga menjadi carrier penyebaran virus di Dusun Kandemeng.

"Jadi (bocah itu) tinggal dengan neneknya bernama Ros, karena orangtuanya di Kalimantan. Mereka tinggal di belakang rumah MU. Neneknya ini sering ke rumah MU untuk bantu-bantu," kata Lidyawati saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (6/5/2020).

Lidya menambahkan, saat ke rumah MU, nenek bocah itu sering mengajaknya ke sana bersama satu cucu lainnya. Apalagi bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu tidak memiliki kegiatan lain, akibat tempat ia menuntut ilmu diliburkan selama pandemi Covid-19.

"Jadi saat ada pasien PDP yang yang meninggal 29 April lalu, adik ini ikut dirapid test bersama kurang lebih 50 warga lainnya, termasuk nenek dan sepupu adik itu. Mereka dinyatakan reaktif bersama 27 warga lainnya, jadi total 30 reaktif dan dilakukan pengambilan spesimen swab," jelas Lidyawati.

Namun, setelah hasil swab keluar, bocah itu dinyatakan positif Covid-19, sementara nenek dan sepupunya dinyatakan negatif. Sehingga, bocah itu harus menjalani isolasi di RSUD Polman bersama 11 warga lainnya, yang masih ada hubungan kekerabatan dengannya.

"Kondisi adik itu baik-baik saja, karena ia tidak bergejala, semoga saja adik dan pasien lainnya segera sembuh," kata Lidyawati.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya