Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pandemi Virus Corona telah membuat kemiskinan di Indonesia meningkat drastis. Bahkan posisinya hampir sama dengan kondisi 9 tahun lalu pada 2011.
"Dalam kondisi seperti ini, jumlah angka kemiskinan akan naik, Covid dari Maret ke Mei sudah melonjak angka kemiskinan, reverse seperti tahun 2011," ujar Sri Mulyani dalam rapat kerja terbuka bersama DPR, Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Sri Mulyani melanjutkan, dalam dua bulan pandemi Virus Corona mampu memutar balikkan kinerja pemerintah untuk menekan angka kemiskinan di bawah 10 persen. Padahal kemiskinan sudah berhasil ditekan di bawah dua digit dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga
Advertisement
"Seluruh pencapaian penurunan kemiskinan dari 2011 ke 2020 mengalami reverse kembali," katanya.
Dalam mengantisipasi lonjakan kemiskinan, pemerintah telah meningkatkan belanja bantuan sosial. Di antaranya peningkatan jumlah peserta Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi 10 juta keluarga penerima, Kartu Sembako ditingkatkan menjadi 20 juta hingga diskon listrik untuk pelanggan 450 VA dan 900 VA.
"Belanja-belanja bantuan sosial memang menjadi salah satu upaya agar kemiskinan tidak semakin melonjak akibat Covid-19 yang menimbulkan PHK dan berbagai macam penurunan kegiatan ekonomi termasuk di sektor informal dan UMKM," Tandas Sri Mulyani.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Efek Corona, Angka Kemiskinan Indonesia Bisa Capai 3,87 Juta Orang
Sebelumnya, Pemerintah Jokowi-Maruf memperkirakan angka kemiskinan di Indoesia akan kembali meningkat akibat pandemi virus corona atau Covid-19. Sebab, secara keseluruhan virus itu berdampak cukup signifikan sekali terhadap ekonomi Indonesia.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan di tengah kondisi ekonomi yang tertekan maka skenario beratnya akan terjadi peningkatan jumlah angka kemiskinan sebesar 1,1 juta penduduk. Sementara untuk skenario yang lebih berat, tambahan angka kemiskinan akan sebanyak 3,78 juta orang.
"Angka kemiskinan kita bisa naik dengan tambahan 1,1 juta orang atau skenario lebih berat kita akan menghadapi tambahan kemiskinan 3,78 juta orang," ujar dia dalam video conference di Jakarta, pada Selasa 14 Maret 2020.
Bendahara Negara ini menyebut perhitungan itu didapat jika pertumbuhan ekonomi yang tadinya ditargetkan tumbuh di kisaran 5,3 persen tahun ini diproyeksi hanya akan tumbuh ke 2,3 persen.
Bahkan jika pandemik ini tidak segera diatasi, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2020 akan tumbuh negatif 0,4 persen.
"Untuk PDB saat ini kita estimasi dalam kondisi berat dan sangat berat. Baseline kita di 5,3 persen akan turun di 2,3 persen, bahkan jika situasi sangat berat mungkin juga menurun sampai negatif growth 0,4 persen," jelas Sri Mulyani.
Advertisement