Ramadan di Tengah Pandemi, TPU Padurenan Bekasi Sepi Peziarah

Sejak awal Ramadan, TPU yang ditunjuk Pemkot Bekasi untuk pemakaman Covid-19 ini hanya dikunjungi segelintir peziarah.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 07 Mei 2020, 08:08 WIB
Dampak pandemi Covid-19, kondisi TPU Padurenan kini sepi peziarah saat Ramadan. (Liputan6.com/Bam Sinulingga)

Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan masyarakat pada Ramadan tahun ini banyak mengalami perubahan akibat pandemi Covid-19. Seluruh aktivitas yang biasa dilakukan selama bulan suci, kini dibatasi oleh aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Salah satunya ziarah yang menjadi rutinitas tahunan warga saat Ramadan. Kegiatan ini kian menurun seiring meningkatnya wabah Corona di Tanah Air. Penerapan PSBB serta kekhawatiran terjangkit virus asal Wuhan, China ini, menjadi alasan utama masyarakat enggan berziarah.

Hal ini pun bisa dilihat secara kasat mata di hampir seluruh tempat pemakaman umum (TPU) yang sepi dari biasanya. Salah satunya TPU Padurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat. Sejak awal Ramadan, TPU yang ditunjuk Pemkot Bekasi untuk pemakaman Covid-19 ini hanya dikunjungi segelintir peziarah.

Seperti ketika Liputan6.com berkunjung ke TPU Padurenan, hanya terlihat seorang peziarah yang tengah khusyuk berdoa di makam sanak keluarganya. Sayup-sayup terdengar lantunan doa yang dipanjatkan sang peziarah bernama Abidin, di pusaran makam.

"Iya ziarah ke makam Bapak saya. Meninggalnya tahun 2016," katanya kepada Liputan6.com usai berziarah, Rabu (6/5/2020).

Tak ada rasa khawatir yang hinggap di batin pria 32 tahun itu saat berziarah di tengah pandemi. Ia pun selalu berupaya mematuhi setiap aturan PSBB, termasuk saat berziarah.

"Dibawa tenang aja, yang penting bagaimana cara kita mematuhi imbauan pemerintah," ujarnya.

Kondisi makam yang sepi peziarah juga diamini staf TPU Padurenan, Yanto. Menurutnya, Ramadan tahun ini berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya, karena adanya pandemi dan aturan PSBB.

"Sekarang nggak kaya dulu-dulu, paling cuma satu dua orang, bisa dihitung pakai tangan," ucapnya.

Pria yang akrab disapa mang Yanto itu memaklumi adanya kekhawatiran masyarakat terhadap virus Corona yang telah menyebabkan kematian puluhan ribu orang di seluruh dunia. Ditambah TPU Padurenan saat ini menyandang status pemakaman untuk Covid-19, yang tentunya membuat masyarakat semakin was-was.

"Mungkin jaga-jaga juga, apa yang disarankan pemerintah untuk tidak keluar dulu, mungkin masyarakat mengerti. Sedangkan TPU di sini kan ditunjuk pemerintah untuk Covid-19. Ya mungkin mereka jaga jarak, ada bagusnya," paparnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Penghasilan Berkurang

Kekhawatiran yang sama juga sempat dialami warga sekitar TPU Padurenan. Bayangan akan tertular virus mematikan tersebut, awalnya membuat warga cemas dan dirundung was-was berlebihan.

"Waktu awal-awal memang khawatir. Sekarang mah nggak, udah biasa aja," ujar Lilis (36), warga Kampung Kelapa Dua, Padurenan.

Menurutnya, sejak Kota Bekasi berstatus zona merah Covid-19, hampir setiap hari ada yang dimakamkan di TPU Padurenan.

"Kemarin-kemarin sih sering (pemakaman jenazah), tapi kalau sekarang ini udah mulai jarang," akunya.

Perempuan yang sehari-hari berjualan kembang tujuh rupa di TPU Padurenan itu, mengakui kondisi TPU yang kini sepi dari kegiatan ziarah. Hal ini pun berdampak pula pada hasil pendapatannya berjualan kembang.

"Sekarang (pendapatan) makin dikit, peziarah udah kurang soalnya. Ya mungkin tahu kali kalau sekarang ini ngeri, apalagi udah ada imbauan pemerintah," paparnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya