Liputan6.com, Jakarta Liga-liga besar di Eropa tengah mewacanakan untuk meneruskan kembali kompetisi. Pertandingan-pertandingan bisa dilanjutkan lagi di bulan Ramadan ini. Sebelumnya, kompetisi dihentikan sementara akibat pandemi virus Corona Covid-19.
Kini, masing-masing operator liga berusaha agar laga dilanjutkan lagi. Dan, akhirnya Bundesliga akan dilangsungkan di tengah pandemi virus Corona pada pertengahan bulan ini.
Advertisement
Bundesliga akan menjadi liga top Eropa yang pertama kembali menggulirkan kompetisi. Liga-liga besar lainnya masih menunggu izin resmi dari pemerintah masing-masing.
Di sisi lain, bagi pesepak bola muslim, kompetisi kali ini juga bertepatan dengan ibadah puasa Ramadan. Ini tentu akan menjadi tantangan tersendiri buat mereka.
Seorang ulama Inggris yang berbasis di London, Ajmal Masroor, pernah memberikan nasihat untuk pesepak bola Muslim kala menjalani ibadah puasa Ramadan di Eropa.
Takkan Ganggu Karier
Masroor yang juga merupakan anggota Dewan Muslim Inggris itu, menegaskan kepada pemain bola Muslim di Eropa, puasa Ramadan merupakan kewajiban. Dia mengatakan, berpuasa tidak akan membahayakan kariernya.
"Dalam Ramadan, hanya ada pengecualian kepada Anda yang sakit atau bepergian. Anda dapat menggantinya di hari-hari tertentu," katanya, dikutip dari Goal.
"Jika seorang pemain sepak bola mengatakan kepada saya seperti ini: 'Saya tidak dapat memenuhi kewajiban profesional saya jika berpuasa.' Tentunya, saya tidak dapat menganggap ini sebagai alasan yang dapat diterima."
Advertisement
Tantangan
"Petugas pemadam kebakaran harus berpuasa, petugas polisi harus berpuasa, guru sekolah harus berpuasa di bulan Ramadan. Ini adalah bagian dari tantangan yang kami hadapi," ujar Masroor.
Masroor memastikan, puasa Ramadan tidak bakal menghancurkan karier pesepak bola. Dia menyebut, doa-doa orang berpuasa bakal didengar lebih cepat dari Allah.
Harus Beradaptasi
"Jika seorang pemain bola menghasilkan 100 ribu pound sterling seminggu, tapi malah mengatakan bahwa puasa selama satu bulan akan membahayakan kariernya, itu tidak benar-benar valid," ucapnya.
"Satu bulan doa dan puasa yang dikalani penuh mungkin sangat bermanfaat bagi pemain itu. Saya pikir jika kita akan benar-benar multikultural maka klub dan pelatih harus beradaptasi dengan Ramadan untuk pemain Muslim mereka."
Advertisement