5 Tradisi Unik Perayaan Waisak di Berbagai Negara

Beberapa negara dengan mayoritas umat Buddha memiliki tradisi unik yang dilakukan saat perayaan Waisak.

oleh Camelia diperbarui 07 Mei 2020, 12:00 WIB
Sejumlah biksu saat berziarah ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/52019). Ziarah yang diikuti oleh para biksu dan umat Buddha tersebut untuk merefleksikan ajaran Sang Buddha serta menyambut Waisak 2563 BE/2019. (OKA HAMIED/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Perayaan Waisak 2564 BE jatuh pada Kamis (7/5/2020) hari ini. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, umat Buddha harus merayakan Hari Suci tersebut di rumah. Hal ini sesuai dengan imbauan pemerintah guna meminimalisir penyebaran virus Corona Covid-19.  

Sebagaimana perayaan hari keagamaan lain, biasanya Waisak telah menjadi sebuah perayaan yang besar setiap tahunnya. Hal ini ditandai dengan adanya berbagai kegiatan yang dilakukan oleh umat Buddha tak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai belahan dunia.

Di Indonesia sendiri, perayaan Waisak identik dengan ritual suci dan doa bersama yang dilakukan di Candi Borobudur. Namun beberapa negara dengan mayoritas umat Buddha juga memiliki tradisi unik yang dilakukan saat perayaan Waisak. Dikutip dari freepressjournal, berikut deretan tradisi perayaan Waisak di berbagai dunia.


India

Seorang biksu memanjatkan doa saat berziarah ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/52019). Ziarah yang diikuti oleh para biksu dan umat Buddha tersebut untuk merefleksikan ajaran Sang Buddha serta menyambut Waisak 2563 BE/2019. (OKA HAMIED/AFP)

Dikenal sebagai tempat kelahiran Dewa Buddha, perayaan ini memegang peranan penting di India. Umat ​​Buddha dari seluruh dunia akan mengunjungi kota Gaya, Sarnath dan Kushinagar. Sarnath dipercaya adalah tempat di mana Dewa memberikan khotbah pertamanya serta tempat prosesi besar dan adil diselenggarakan. Para pengikut juga terlihat mengenakan pakaian putih sambil berdoa dan melantunkan kitab suci Buddha. Patung Buddha juga disuguhkan buah-buahan, permen, dan lilin.


Nepal

Seorang petugas kebersihan menyapu karpet di hadapan para bhiksu yang bermeditasi di Candi Mendut. (foto: Liputan6.com/danu kisworo/edhie prayitno ige)

Orang-orang Buddha di Nepal merayakan Waisak dengan mengenakan pakaian putih. Pada hari itu, mereka hanya makan makanan vegan. Kheer atau bubur beras manis menjadi makanan utama yang memiliki arti khusus.

Bubur Kheer dibuat untuk mengenang kisah seorang gadis bernama Sujata yang menawarkan Buddha semangkuk bubur susu yang dia anggap sebagai orang suci. Buddha memakan bubur dan mandi di sungai Neranjara. Dia kemudian melemparkan mangkuk ke sungai dan berkata bahwa mangkuk itu naik ke atas, dia berhasil menjadi seorang Buddha dan sebaliknya. Dan seperti yang diharapkan mangkuk naik ke hulu dan tinggal di tengah sungai. Selama perayaan orang-orang juga membaca kisah tentang Buddha untuk mendapatkan pencerahan.


Jepang

Prosesi kirab Waisak dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5/2016). (Liputan6.com/Reza Kuncoro)

Pada hari raya Waisak orang-orang di Jepang membuat replika kuil dengan bunga musim semi dan menempatkan berhala Buddha di atasnya. Kuil-kuil pun mengadakan acara-acara khusus untuk mengingat Buddha. Orang-orang menuangkan 'ama-cha', pada berhala Buddha yang dihiasi dengan bunga.


Thailand

Ilustrasi- Sejumlah umat Buddha saat melaksanakan peribadatan menyambut detik-detik waisak di Candi Muarajambi tahun 2019. (Liputan6.com / dok Gresi Plasmanto)

Orang-orang di Thailand merayakan Waisak dengan penuh semangat. Salah satu ritual yang dilakukan umat Buddha di sana dengan mengunjungi kuil-kuil khususnya ‘Wat Phra Kaeo’. Tempat itu juga menyelenggarakan beberapa upacara keagamaan seperti menempelkan daun emas pada patung Buddha dan berjalan di sekitar patung.


Sri Lanka

Wisatawan mengunjungi kuil Buddha Kiyomizu-dera di Kyoto, Jepang (31/10/2019). Kuil ini adalah situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu tempat wisata paling terkenal di Kyoto. (AP Photo / Aaron Favila)

Pada hari Waisak orang-orang di Sri Lanka menghiasi rumah dan jalan-jalan dengan lilin dan membuat panda besar yang menggambarkan kehidupan Buddha. Pada siang hari mereka melantunkan tulisan suci, berdoa, mendengarkan lagu-lagu renungan, serta membagikan makanan dan permen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya