Sekjen PBB Dukung Seruan Umat Beragama Puasa Sehari Saat Ramadan untuk Akhiri COVID-19

Semua umat beragama di dunia akan berpuasa, berdoa, dan beramal pada 14 Mei agar pandemi Virus Corona COVID-19 segera berakhir.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 07 Mei 2020, 13:07 WIB
Mantan Perdana Menteri Portugal, Antonio Gutteres yang disebut-sebut sebagai calon tunggal pengganti Sekjen PBB Ban Ki-Moon. (Portugal-India.com)

Liputan6.com, Jakarta Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus bersama Imam Besar Al Azhar Mesir Ahmad Al Tayeb menyerukan agar semua umat beragama di dunia berpuasa, berdoa, dan beramal agar pandemi Virus Corona COVID-19 segera berakhir.

Ibadah puasa dan doa bersama di seluruh dunia itu dijadwalkan Komite Tertinggi Persaudaraan Manusia (HCHH) pada Kamis 14 Mei, yang bertepatan dengan ibadah puasa Ramadan umat Islam dari fajar sampai terbenamnya matahari.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendukung seruan itu. "Di masa-masa sulit, kita harus berdiri bersama untuk perdamaian, kemanusiaan & solidaritas. Saya bergabung dengan Yang Mulia Paus Francis (@Pontifex) dan Imam Besar Al Azhar Sheikh Ahmad Al Tayeb dalam dukungan mereka untuk Doa untuk Kemanusiaan 14 Mei ini - momen untuk refleksi, harapan, dan iman," tulis Guterres di akun Twitternya, dikutip Kamis (7/5/2020).

Komite Tinggi Persaudaraan Manusia meminta orang di seluruh dunia untuk berdoa kepada Tuhan untuk mengakhiri pandemi COVID-19, mencatat bahwa dunia menghadapi bahaya besar yang mengancam kehidupan jutaan orang.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Ajakan Paus Fransiskus

Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Al-Azhar, Ahmed al-Tayeb bertukar hadiah pada sebuah pertemuan pribadi di Vatikan, Selasa (7/11). (L'Osservatore Romano/Pool via AP)

Paus Fransiskus menyerukan semua umat beragama di seluruh dunia untuk bersatu, menjalani puasa, dan berdoa bersama meminta pertolongan Tuhan agar pandemi Virus Corona jenis baru ini segera berakhir.

"Karena doa adalah nilai universal, saya menyambut panggilan panitia kepada orang-orang percaya dari semua agama untuk dipersatukan secara spiritual pada tanggal 14 Mei, satu hari doa, puasa dan pekerjaan amal, untuk berdoa kepada Tuhan untuk membantu umat manusia mengatasi pandemi Virus Coronav," kata Paus.

Menurut ajudan Paus Fransiskus, Monsignor Yoannis Lahzi Gaid, seorang pendeta dari Mesir, hari itu akan menjadi momen bersejarah.

"Ini akan menjadi pertama kalinya semua manusia bersatu demi satu tujuan; berdoa bersama, menurut keyakinan masing-masing, membuktikan bahwa agama itu menyatukan, bukan memecah belah," jelasnya.


Imam Besar Al Azhar Mendukung

Paus Fransiskus melakukan pertemuan pribadi dengan Imam Besar Masjid Al-Azhar, Ahmed al-Tayeb di Vatikan, Selasa (7/11). Dalam pertemuan itu, Al-Tayeb menjanjikan kerja sama lebih besar dalam memerangi terorisme. (L'Osservatore Romano/Pool via AP)

Imam Besar Al Azhar Mesir, Ahmad Al Tayeb menyambut baik inisiatif Paus Fransiskus. Dia menyerukan semua orang di seluruh dunia berdoa dan melakukan kegiatan amal.

"Saya menyambut panggilan kemanusiaan mulia yang dibuat oleh komite untuk mengundang orang-orang di seluruh dunia untuk berdoa, memohon kebaikan semua umat manusia dan berbuat baik demi Allah SWT, untuk menghilangkan pandemi ini dari seluruh dunia," tulis Al Tayeb dalam sebuah unggahan di Facebook.

 


Kamis 14 Mei

Paus Fransiskus bertemu Syekh Ahmed al-Tayeb, Imam Besar Al Azhar di Mesir (OSSERVATORE ROMANO)

Komite Tinggi Persaudaraan Manusia mengundang orang-orang percaya di dunia dari semua agama untuk menjadikan Kamis 14 Mei, "hari untuk puasa, doa, dan permohonan untuk kebaikan semua umat manusia."

Komite mengatakan, "Masing-masing, dari mana pun mereka berada dan sesuai dengan ajaran agama, keyakinan, atau sekte mereka, harus memohon kepada Tuhan untuk mengangkat pandemi ini dari kita dan seluruh dunia, untuk menyelamatkan kita semua dari kesulitan ini."

Komite meminta orang-orang untuk memohon kepada Tuhan "untuk menginspirasi para ilmuwan untuk menemukan obat yang dapat membalikkan penyakit ini, dan untuk menyelamatkan seluruh dunia dari dampak kesehatan, ekonomi, dan manusia dari pandemi serius ini."

Komite Tinggi Persaudaraan Manusia didirikan pada 2019 sebagai tanggapan konkret terhadap Dokumen Persaudaraan Manusia yang ditandatangani Paus Francis dan Ahmed Al Tayeb.

Komite terdiri dari beragam pemimpin agama internasional, cendekiawan pendidikan dan pemimpin budaya yang terinspirasi oleh Dokumen Persaudaraan Manusia, dan berdedikasi untuk berbagi pesannya tentang saling pengertian dan perdamaian.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya