Menko Muhadjir: Kita Utamakan Pulihkan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Pemerintah mempercepat pemulihan kondisi sosial ekonomi masyarakat terutama kebutuhan pokok

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 07 Mei 2020, 15:29 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Effendy. Liputan6.com/Tira Santia.
Liputan6.com, Jakarta
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memastikan jika pemerintah benar-benar serius menangani pandemi virus corona atau Covid-19. 
 
Setelah memastikan fasilitas kesehatan, pemerintah  juga memerhatikan penyaluran Jaring Pengaman Sosial (JPS) dan memastikan survivabilitas ekonomi. 
 
 
Dia berpandangan, saat ini tren kasus positif Covid-19 di Indonesia semakin melandai. Paling tidak, menurutnya akhir Bulan Mei tren covid ini akan menurun. Dengan melihat tren tersebut, Muhadjir mengaku optimis wabah virus korona baru ini akan segera berakhir.
 
"Pertama yang kita utamakan adalah segera memulihkan kondisi sosial masyarakat. Terutama untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok, agar masyarakat segera bangkit, kemudian sesudah itu kita mengurusi sektor pendidikan kembali," kata Muhadjir dalam keterangannya, Rabu (6/5/2020). 
 
Maka dari itu, pemerintah mempercepat pemulihan kondisi sosial ekonomi masyarakat terutama kebutuhan pokok masyarakat agar masyarakat segera bangkit, dan setelahnya bisa membangkitkan sektor pendidikan kembali, termasuk sektor pembangunan sumber daya manusia (SDM)
 
 
 
 
 

Perubahan Perilaku

Muhajir Effendy Kunjungi 5 RS di Jatim, Cek Pelayanan Kesehatan (Hari Ariyanti/Merdeka)
Fenomena pandemi Covid-19 ini menurutnya menyebabkan fenomena kerusakan ekonomi maksimum dalam jangka pendek ekonomi dan secara besar-besaran.
 
Menurutnya, akan ada perubahan prilaku permanen terutama sektor konsumsi dan ada perilaku konsimsi baru yang perlu diantisipasi kita semua.
 
"Inilah yang membuat penataan ekonomi kita harus pelan-pelan tetapi jangan sampai menjurus ke resesi dan menjadi depresi ekonomi yang berbahaya bagi masa depan kita," pungkasnya. 
 
 
 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya