Liputan6.com, Jakarta Paus Fransiskus menyerukan penganut semua agama bersatu pada Kamis untuk berpuasa dan berdoa di bulan Ramadan ini untuk meminta pertolongan Tuhan untuk mengakhiri pandemi virus corona.
Komite Tertinggi Persaudaraan Manusia (HCHH) mengorganisasikan jadwal doa bersama di seluruh dunia pada 14 Mei, yang juga bertepatan dengan bulan suci Ramadan di mana umat Islam menjalani puasa dari fajar sampai terbenamnya matahari.
Advertisement
Imam Besar Al Azhar Mesir, Ahmad Al Tayeb menyambut baik inisiatif itu. Dia menyerukan semua orang di seluruh dunia berdoa dan melakukan kegiatan amal.
"Demi Allah Yang Maha Besar, agar mengangkat pandemi ini dari kita dan seluruh dunia," tulisannya dalam sebuah unggahan di Facebook, dilansir dari Alarabiya, Rabu (6/5).
Menurut ajudan Paus Fransiskus, Monsignor Yoannis Lahzi Gaid, seorang pendeta dari Mesir, hari itu akan menjadi momen bersejarah.
"Ini akan menjadi pertama kalinya semua manusia bersatu demi satu tujuan; berdoa bersama, menurut keyakinan masing-masing, membuktikan bahwa agama itu menyatukan, bukan memecah belah," jelasnya dalam sebuah wawancara bersama Alarabiya.
Dorong ilmuwan temukan vaksin secepatnya
Pandemi telah melewati lintas batas dan budaya tanpa diskriminasi, berdampak terhadap semua orang apapun agama dan latar belakangnya.
"Virus ini membuat kita paham kerentanan kita dan perlunya bersatu sebagai saudara. Kita tidak bisa mengatasi ini sendiri-sendiri," kata Gaid, yang juga anggota HCHH ini.
"Covid-19 membuat kita semua bersimpuh. Tapi bersimpuh adalah posisi terbaik untuk berdoa," tambahnya.
HCHH, yang dibentuk tahun lalu atas dukungan Uni Emirat Arab, juga menyerukan orang-orang berdoa untuk ilmuwan agar bisa menemukan vaksin secepatnya.
Kendati wilayah sains ilmiah dan keyakinan tradisional kerap dianggap tak sepadan, Gaid mengatakan tak ada kontradiksi antara keduanya, seperti ditunjukkan oleh pandemi ini.
"Ada sebuah sifat yang saling mengisi. Sains tanpa agama tetap tanpa cakrawala dan agama tanpa sains tetap tanpa dukungan. Ini pelajaran hebat dari Covid-19," kata Gaid.
Ini bukan pertama kalinya para pemimpin dan cendekiawan agama dunia menekankan pentingnya ilmu pengetahuan.
Merefleksikan kemajuan ilmiah dan teknis adalah fokus dari pertemuan antaragama HCHH yang mengarah pada penandatanganan "Dokumen Persaudaraan Manusia," oleh Paus Fransiskus dan Ahmad Al Tayeb tahun lalu.
Para pemimpin dunia lainnya juga telah doa bersama pada 14 Mei, termasuk Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Presiden Libanon Michel Aoun, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dan Patriark Ekumenis Konstantinopel Bartholomew. (Hari Ariyanti/Merdeka.com)
Advertisement