Liputan6.com, Pekanbaru - Satu kardus mi instan menjadi petaka bagi Rahmat Uswandi. Anak Buah Kapal (ABK) berumur 20 tahun itu terbawa arus Sungai Siak, Pekanbaru, karena mengejar mi instan yang jatuh dari kapal pada Kamis pagi, 7 Mei 2020.
Hingga kini, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Pekanbaru masih mencari jasad korban tenggelam itu. Pencarian dilakukan dengan menyisir tempat korban terjun dari kapal hingga mengejar sekardus mi instan.
Baca Juga
Advertisement
Humas Basarnas Pekanbaru Kukuh Widodo menjelaskan, kejadian berawal ketika korban bersama rekan-rekan ABK lainnya melakukan bongkar muat pada Kamis pagi. Satu persatu muatan kapal dikeluarkan ke Pelabuhan Bismar, Kecamatan Lima Puluh, Pekanbaru.
Beberapa menit kemudian, satu kardus mi instan jatuh ke sungai. Merasa bersalah, korban langsung terjun ke sungai untuk mengambil kardus itu tanpa diminta teman ataupun atasannya.
"Satu teman korban kemudian menyusul juga terjun ke sungai," kata Kukuh, Kamis petang, 7 Mei 2020.
Korban dan temannya berhasil menyusul kardus hanyut tadi yang jaraknya sudah 100 meter dari pelabuhan. Kardus itu berhasil diambil tapi sudah hancur sehingga korban diminta temannya pergi ke tepi.
Hanya saja, korban tidak mau karena merasa bertanggungjawab menyelematkan isi kardus yang mengapung di sungai. Mendengar itu, teman korban menepi karena takut tenggelam di sungai terdalam di Indonesia itu.
"Belum sampai ke tepi, ABK lainnya menyebut korban sudah tidak terlihat lagi," ucap Kukuh.
ABK lainnya sudah berusaha mencari korban dengan menyusuri sekitar lokasi. Tak kunjung dapat, kejadian ini lalu dilaporkan ke polisi di pelabuhan dan sampai ke Basarnas Pekanbaru.