Liputan6.com, Jakarta - Khalifah Umar bin Khattab merasa iba terhadap Abu Ubaidah dan keluarganya ketika menyaksikan kezuhudannya. Posisinya sebagai Gubernur wilayah Syam tak membuat Abu Ubaidah terlena dari gemerlapnya dunia.
Abu Ubaidah yang juga komandan pasukan tak hanya berhasil menaklukkan sejumlah wilayah, dia juga menundukkan ambisi jiwanya dari kemaruk harta duniawi.
Advertisement
Dikisahkan dalam buku 10 Shahabat yang dijamin masuk surga, Abdus Sattar Asy-Syaikh menulis, Khalifah Umar bin Khattab menyarankan kepada Abu Ubaidah untuk mengambil sesuatu dari harta yang berlimpah di sekitarny. Namun Abu Ubaidah enggan mengambilnya.
Ibnu Al Mubarok dan Ahmad meriwayatkan dalam kitab zuhud begitu juga Abdurrazzaq dalam kitab Al Musannif dari Hisyam bin urwah dari ayahnya urwah bin Zubair dia berkata, suatu ketika Khalifah Umar datang ke Syam. Dia disambut pembesar wilayah setempat serta komandan pasukan. Umar bertanya, dimana saudaraku? Mereka balik bertanya, siapa yang kau maksud wahai Umar? Umar menjawab, "Abu Ubaidah." Mereka berkata, dia segera menemuimu.
Maka datanglah Abu Ubaidah mengendarai unta. Dia pun mengucapkan salam kepada Khalinfah Umar dan bertanya tentang keadaannya. Lalu Umar berkata, tinggalkan kami berdua. Umar kemudian berjalan bersama Abu Ubaidah hingga sampai ke rumah Abu Ubaidah dan singgah di sana.
Di dalam rumah itu, Khalifah Umar hanya melihat sebilah pedang, baju besi, dan kendaraannya. Umar berkata kepada Abu Ubaidah, "bagaimana jika engkau mengambil beberapa barang." Abu Ubaidah menjawab, "wahai Amirul mukminin, sesungguhnya ini akan menyampaikan kita ke tempat peristirahatan atau akhirat."
Itulah perabotan rumah seorang penakluk Syam, seorang gubernur pada masa risalah Nabawiyah, seorang komandan pasukan pada masa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar yang melakukan penaklukan luas. Memperoleh harta rampasan yang melimpah dan harta yang banyak, tidak membuatnya kalap. Dia bersikap zuhud atas semua itu dan hanya mengambil sekedarnya seperti bekal orang yang melakukan perjalanan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Umar Menangis
Dalam riwayat lain disebutkan, sesungguhnya Khalifah Umar ketika datang ke Syam berkata kepada Abu Ubaidah, "bawa kami ke rumahmu."
Abu Ubaidah bertanya, apa yang akan kau lakukan di rumahku? Engkau hanya akan memeras air mata di hadapanku. Umar pun memasuki rumah Abu Ubaidah dan tidak menemukan apa-apa di dalamnya. Umar bertanya, di mana barang-barangmu? Saya hanya melihat sebuah permadani, sebuah nampan dan wadah air, apakah engkau memiliki makanan? Abu Ubaidah berdiri menuju sebuah keranjang dan mengeluarkan potongan roti.
Umar pun menangis. Abu Ubaidah berkata kepadanya, "saya sudah mengatakan kepada engkau bahwa engkau hanya akan memeras air mata di hadapanku wahai Amirul mukminin. Cukup bagiku apa yang menyampaikan ku ke tempat peristirahatan."
Inilah sosok yang kuat dan terpercaya yang sangat memahami arti dari tanggung jawab dan kepemimpinan, bahwa kepemimpinan adalah beban bukan keuntungan, itu merupakan kewajiban bukan kemuliaan. Sesungguhnya jiwa seperti itu penuh dengan keimanan. Bagi orang seperti, dunia tidaklah bernilai.
Kisah ini hendaknya dapat menjadi inspirasi bagi para pemimpin. Mereka, para pemimpin dapat meneladani orang-orang seperti itu.
Kabar Ramadan: Mau Buka Puasa Ditemani Artis?
Gabung KapanLagi Buka Bareng, event buka puasa online bersama Jirayut dan Rara LIDA 9 Mei ini. Bakal ada Chef Norman, Danilla, dan Adhitia Sofyan juga. Caranya? Daftar dulu di sini, dan isi data diri kamu. Semuanya GRATIS. Baca panduan lengkap di sini.
Advertisement