Teknologi Implan Otak untuk Kembalikan Gerak dan Indra Peraba Penyandang Lumpuh

Sebuah penelitian dilakukan untuk membantu orang yang menjadi difabel karena kecelakaan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 08 Mei 2020, 13:16 WIB
Ilustrasi Otak (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian dilakukan untuk membantu orang yang menjadi difabel karena kecelakaan. Ian Burkhart (28) hampir lumpuh total setelah cedera pada 2010 dan sekarang dia adalah salah satu pasien pertama yang menunjukkan harapan.

Penelitian menemukan teknologi yang menggunakan sistem baru berupa penggabungan implan otak dengan perangkat lunak. Teknologi ini berfungsi membaca sinyal untuk memulihkan gerakan dan indera peraba.

Seperti yang dilaporkan Syfy Wire melansir New York Post, kemajuan Burkhart adalah subyek dari makalah baru yang diterbitkan di Jurnal Cell, Amerika Serikat. Temuan ini bisa mengubah cara dokter dalam menangani pasien yang lumpuh.

Cedera tulang belakang bisa mematikan fungsi motorik dan input sensorik pada anggota tubuh yang terkena. Para peneliti di Battelle Memorial Institute mengembangkan jenis sistem baru untuk menangani kasus-kasus tragis ini dimulai dengan implan otak.

“Sistem ini bekerja dengan menangkap sinyal yang sangat ringan yang masih bertahan di antara otak dan otot-otot yang lumpuh bahkan setelah cedera traumatis,” dikutip New York Post.

Sementara sinyal sensorik yang kuat dan mudah dideteksi terputus ketika seseorang mengalami kelumpuhan, beberapa sinyal yang jauh lebih ringan yang memfasilitasi indra peraba masih bisa berfungsi.

Simak Video Berikut Ini:


Menguatkan Sinyal Lemah di Otak

Dengan menggunakan teknik baru, para peneliti menguatkan sinyal-sinyal samar itu sehingga mereka dapat ditangkap oleh otak. Sistem menangkap aktivitas sinyal melalui implan otak dan bertindak sebagai perantara untuk menerjemahkan sinyal menjadi impuls yang dialihkan ke lengan pasien melalui serangkaian pita.

Sederhananya, sinyal yang diterima dan dikirim dari otak Burkhart mendapat beberapa pemrosesan komputer ekstra di sepanjang jalan, menghasilkan loop tertutup di mana pasien bisa bergerak dan merasakan.

Para peneliti Senior Research Scientist Gaurav Sharma mengatakan bahwa perubahan itu sangat dramatis sehingga pasien dapat memahami item dan bahkan memainkan permainan yang bergantung pada ketangkasan seperti Guitar Hero.

Tantangan bagi para peneliti adalah untuk lebih menyempurnakan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan. Pada akhirnya, mengembalikan seseorang yang lumpuh ke gaya hidup lebih normal adalah tujuan akhirnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya