BPH Migas Ingin Harga BBM Turun, tapi Tak Punya Wewenang

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyatakan dukungan kepada masyarakat yang menginginkan harga BBM turun

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Mei 2020, 12:39 WIB
Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga Pertamax Cs akibat terus meningkatnya harga minyak dunia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyatakan dukungan kepada masyarakat yang menginginkan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia turun mengikuti harga minyak dunia yang tergerus akibat pandemi virus corona (Covid-19).

"Kalau kami maunya sebagai keadilan masyarakat ya diturunkan juga dong biar masyarakat bisa menikmati," ujar Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa dalam kuliah virtual bersama Universitas Padjadjaran, Jumat (8/5/2020).

Namun, Fanshurullah mengatakan, BPH Migas tak bisa menuruti permintaan itu lantaran diluar wewenangnya. Lembaga disebutnya hanya bisa memastikan ketersediaan BBM di seluruh wilayah Tanah Air.

"BPH migas tidak dalam fungsinya menetapkan harga BBM dan gas. Kita hanya jamin distribusi BBM. Itu tugas Kementerian ESDM," ucapnya.

Dia pun coba mewajari langkah pemerintah yang masih mempertahankan harga jual BBM meski harga minyak dunia tengah goyang di tengah penyebaran virus corona.

"Tapi keputusan pemerintah pasti memperhatikan berbagai aspek, baik ekonomi, hukum, dan sebagainya," ungkap Fanshurullah.

 


Jaga Distribusi

Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kendati demikian, ia mengutarakan, BPH Migas tetap akan menjaga distribusi BBM di seluruh wilayah Tanah Air dengan memperhatikan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.

"Sistribusi BBM tetap harus dijalankan, tak boleh ada yang tutup. Tapi tetap harus jalankan protokol, pakai masker, jaga jarak dengan pembeli, kalau bisa pembayaran tak pakai cash tapi pakai e-money," imbuhnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya