Hasil Alat Rapid Tes Corona COVID-19 Rusia Sering Salah, Negatif Jadi Positif

Lembaga medis Rusia menggunakan alat tes Virus Corona COVID-19 yang diproduksi oleh Institut Vektor milik pemerintah di Siberia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Mei 2020, 13:58 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Moskow - Kabar mengejutkan datang dari Rusia. Alat tes yang digunakan di seluruh negeri itu, untuk menentukan apakah seseorang positif Corona COVID-19 atau tidak dilaporkan sering memberikan hasil yang salah, kata pejabat Moskow, Kamis 7 Mei 2020.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (8/5/2020), pengakuan langsung oleh departemen kesehatan Moskow mengemuka pada hari yang sama dengan pernyataan Wali Kota ibu kota Rusia, Sergei Sobyanin, yang menyebut jumlah sebenarnya infeksi Virus Corona lebih dari tiga kali lipat dari angka resmi.

Pengungkapan bahwa test kit sering keliru diketahui saat mereka (lansia) yang dalam tes positif COVID-19, malah dinyatakan negatif lewat alat uji itu.

Lembaga medis Rusia menggunakan alat tes yang diproduksi oleh Institut Vektor milik pemerintah di Siberia.

Alat uji ini didasarkan pada apa yang disebut reaksi berantai polimerase, atau PCR, yang dengan cepat membuat salinan sampel kecil molekul DNA.

"Pada tahap akhir tes PCR sering memberikan hasil negatif palsu," kata departemen kesehatan Moskow dalam pernyataannya.

Mengingat kegagalan itu, katanya Moskow, yang jumlah kasusnya jauh lebih banyak daripada wilayah Rusia lainnya, tak mau menggunakan alat itu.

Moskow, pusat wabah Rusia, bertanggung jawab atas lebih dari setengah kasus dan kematian yang dikonfirmasi.

Pada April, pemerintah mengubah kebijakan pengujian setelah dokter mengeluhkan hasil PCR tidak akurat dan mulai secara otomatis berasumsi bahwa siapa pun dengan pneumonia terinfeksi.

Saat itulah ia mulai juga melakukan pengujian antibodi koronavirus, menggunakan kit yang dibuat oleh perusahaan Belanda bernama Inzek International Trading, sesuatu yang katanya membantu mengidentifikasi orang-orang yang telah diberikan tes PCR, tetapi sebenarnya memiliki virus.

Diminta untuk mengomentari temuan tersebut, kementerian kesehatan Rusia mengatakan kasus Virus Corona dikonfirmasi tidak hanya dengan pengujian tetapi juga "secara klinis dan epidemiologis" sesuai dengan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia.

Simak video pilihan berikut:


Kasus Corona COVID-19 di Rusia Naik Drastis

Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan alat pelindung diri lengkap mengunjungi rumah sakit tempat pasien positif corona dirawat di Kommunarka, Moskow, Selasa (24/3/2020). Putin memberikan apresiasi kepada para dokter dan tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19. (Alexey DRUZHININ/SPUTNIK/AFP)

Kasus Virus Corona COVID-19 Rusia menyusul angka infeksi yang terjadi di Prancis dan Jerman pada Kamis 7 Mei.

Kasus infeksi di Rusia kini telah menjadi angka tertinggi kelima di dunia setelah kenaikan hariannya yang terjadi secara drastis. Bahkan, walikota Moskow mengatakan jumlah sebenarnya tidak ditangkap oleh statistik resmi, di mana kemungkinan akan jauh lebih tinggi.

Mengutip Channel News Asia, penghitungan resmi melonjak ke 177.160, berarti Rusia sekarang memiliki lebih banyak kasus terdaftar daripada Jerman atau Prancis, karena jumlah kasus baru dari virus corona melonjak 11.231 dalam 24 jam terakhir.

Lebih dari setengah dari semua kasus dan kematian berada di Moskow, pusat penyebaran wabah Rusia. 

Pada hari Kamis, pihaknya melaporkan peningkatan semalam terjadi sebanyak 6.703 kasus baru, sehingga total resminya menjadi 92.676.

Tetapi Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan penelitian menunjukkan jumlah sebenarnya kasus di ibu kota Rusia itu sekitar 300.000, atau lebih dari tiga kali lipat dari angka resmi.

Departemen kesehatan Moskow mengatakan bahwa pengujian stadium akhir untuk Virus Corona baru sering menghasilkan hasil negatif palsu, dan semakin banyak orang Moskow yang tidak menunjukkan gejala atau hanya menderita kasus ringan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya