Industri Fesyen Muslim Ikut Terdampak Virus Corona

Industri fesyen dalam negeri menjadi salah satu yang terdampak corona

oleh Tira Santia diperbarui 08 Mei 2020, 14:14 WIB
HijUp Kolaborasi dengan 4 Designer fesyen Muslim Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Wabah virus corona atau covid-19 tentunya berdampak pada semua sektor, salah satunya termasuk sektor Industri Kecil Menengah (IKM) fesyen muslim.

“Kondisi IKM Fesyen muslim saat pandemi covid-19 ini, gencar melakukan promosi online melalui media sosial, sebagai langkah meningkatkan penjualan,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih, dalam acara Launching Kampanye Fesyen Muslim #LebaranUntukSemua, Jumat (8/5/2020).

Menurut Gati memang adanya pandemi covid-19 ini maka pemanfaatan online marketing ini sangat mendukung IKM, yang didukung dengan permintaan pasar yang tinggi. Apalagi saat ini ia menyebut IKM fesyen muslim melakukan inovasi dan beralih memproduksi masker non-medis.

“Kemudian yang terjadi adalah kapasitas produksi mereka itu menurun, ini berimbas pada hasil produksi sehingga akibatnya menurun. Hampir antara 70-90 persen marketnya drop sekali,” ujarnya.

Kendati omzet penjualan fesyen muslim menurun, Gati mengatakan ada beberapa yang masih mengalami kenaikan penjualan secara online, ada yang naik juga hingga 600 persen. Ia menilai mungkin pelaku industri fesyen tersebut memiliki spesifik produk yang bisa menaikkan produknya.

“Sebenarnya kita ingin memperkuat supply chain daripada industri fesyen muslim, itu mulai dari  supplier bahan baku dan aksesoris seperti kain, benang, kancing. Kemudian ide kreatif perencanaan pola dan produksi seperti sekolah mode, asosiai, tren, komputer dan teknologi,” ujarnya.

 


Tantangan

Bisnis fesyen muslim, ternyata tengah merajalela dan alternatif para selebritas Indonesia ketika fakum dari dunia hiburan.

Lanjutnya, komersialisasi dan distribusi merupakan aspek yang mendorong IKM dalam masa pandemi supaya cepat sampai ke konsumen dan produknya tetap diketahui masyarakat. Caranya, dengan melalui e-commerce, retail store, media, pameran, dan sebagainya.

Namun, permasalahan sebenarnya yang dialami para pelaku IKM fesyen muslim ini, umumnya terkait ketersediaan bahan baku dan akses sumber bahan baku, kapasitas produksi yang menurun hingga berhenti sementara, merumahkan sementara pegawai, permintaan pasar menurun, dan kebutuhan modal untuk menggaji karyawan.

“Permasalahan IKM ini tidak main-main kapasitas produksi mereka menurun, dan hampir sebagian industri merumahkan pegawainya karena kapasitasnya menurun maka mereka tidak bisa membeli bahan baku, dan banyak yang alih produksi masker,” ungkapnya.

Oleh karena itu, untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi Gati mengatakan kita semua harus angkat brand lokal, karena kreativitas Indonesia itu tinggi sekali dan harus diangkat, bahwa brand lokal di Indonesia itu banyak sekali. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya