Indonesia Tidak Ingin Cuma Jadi Lahan Uji Klinis Vaksin COVID-19

Menristek Bambang Brodjonegoro ingin Indonesia dilibatkan dalam proses pengembangan vaksin COVID-19 tidak hanya di uji klinis.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mei 2020, 09:00 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Tawaran kerja sama pembuatan vaksin COVID-19 dari produsen luar negeri sudah ada. Namun, Menteri Riset dan Teknologi Bambang PS Brodjonegoro mengatakan jika ada pihak luar yang bekerja sama, Indonesia tidak ingin hanya menjadi tempat uji klinis.

"Sudah ada beberapa pihak dari luar yang ingin bersama-sama mengembangkan vaksin yang ada sudah menawarkan untuk uji klinis misalkan, namun tentunya kita tidak ingin hanya sekedar menjadi tempat uji klinis," kata Bambang.

"Tapi kita sedang bernegosiasi agar para peneliti kita itu juga mempunyai kapasitas untuk bisa melahirkan prototipe dari vaksinnya terutama protototipe yang menggunakan virus yang beredar di Indonesia," tambahnya seperti mengutip Antara, Sabtu (9/5/2020).

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang menjadi koordinator dalam pengembangan vaksin di Indonesia telah mendapat sejumlah tawaran kerja sama dari produsen vaksin luar negeri. Produsen tersebut mengklaim mereka sudah di tahap uji klinis.

"Tapi kan tentunya pertama kita juga harus punya kemampuan untuk belajar membuat vaksin paling tidak sampai prototipenya yang kemudian nanti diproduksi," katanya.

 

Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Jika sudah ada produsen yang menemukan vaksin, Indonesia tidak mau hanya menjadi pembeli vaksin. Indonesia melalui PT Biofarma, harus bisa memproduksi vaksin itu, sehingga tidak menyebabkan ketergantungan pada pihak luar dalam memperbanyak vaksin sesuai kebutuhan dalam negeri.

"Jangan sampai kita 'membeli begitu saja begitu saja'. Karena 'membeli begitu saja' riskan, kita mungkin tidak bisa mendapatkan apa yang kita butuhkan," tuturnya.

Saksikan juga video menarik berikut

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya