Liputan6.com, Yogyakarta Toko grosir ternama Indonesia yang berada di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta menjadi klaster keempat penularan Corona Covid-19. Tiga klaster sebelumya berasal dari kegiatan keagamaan dan berlokasi di Sleman, Gunungkidul, dan Yogyakarta.
Dalam klaster toko grosir Indogrosir yang berlokasi di Mlati, Sleman, DI Yogyakarta ini, terdapat satu karyawan yang sudah terkonfirmasi positif Corona Covid-19. Dari hasil penelusuran dan tes cepat selanjutnya, 57 karyawan lainnya reaktif dan masih menunggu hasil uji seka. Sementara untuk pengunjung toko grosir juga akan diadakan rapid test massal pada 12 sampai 14 Mei di GOR Pangukan Sleman.
“Saat ada penularan lebih dari satu orang dalam satu saat yang bersamaan disebut klaster dan selama itu yang ada hubungan riwayat kontaknya, maka dikatakan ini klaster,” ujar Riris Andono Ahmad, Koordinator Tim Respons Cepat Covid-19 dalam jumpa pers Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DI Yogyakarta, Jumat (8/5/2020).
Baca Juga
Advertisement
Ia menjelaskan penentuan generasi dalam penularan yang bersifat klaster sulit dilakukan. Oleh karena itu, satu klaster dianggap sebagai satu generasi karena tidak pernah tahu siapa menulari siapa.
Kecuali, ada satu orang dari klaster tersebut yang menulari keluarga atau tetangganya, maka bisa disebut ada penularan ke generasi berikutnya.
Ia juga menerangkan penularan Corona Covid-19 ini melalui droplet atau kontak erat sehingga tidak semua orang yang datang ke Indogrosir (nama toko grosir tersebut) bakal memiliki hasil tes yang sama. Meskipun demikian, klaster Indogrosir juga menjadi indikasi meluasnya penularan Corona Covid-19 ke komunitas.
“Pengunjung dan karyawan di Indogrosir (toko grosir) beragam asalnya, ketika ada yang terkonfirmasi positif pun bisa juga karena tertular dari sumber atau tempat lain,” ucapnya.
Menurut Doni, perlu perubahan strategi dalam penanganan Corona Covid-19 di DI Yogyakarta yang sudah meluas. Salah satunya, melalui screening massal.
“Screening massal ini juga untuk efisiensi sebab alat diagnosis yang dimiliki terbatas, sehingga harus selektif, seseorang membutuhkan RDT atau tidak,” tuturnya.