Liputan6.com, Barcelona - Lionel Messi masih menjadi pemain paling penting bagi Barcelona. Walau di mata pelatih Ajax Amsterdam Erik Ten Hag bintang asal Argentina itu sudah tidak sama lagi dengan era kepelatihan Pep Guardiola dulu.
Guardiola pernah menukangi Barcelona selama empat musim, dimulai 2008 lalu. Ia mempersembahkan serangkaian kesukesan dalam bentuk tiga trofi La Liga Spanyol, dua Copa del Rey, dan dua trofi Liga Champions.
Advertisement
Lionel Messi punya andil besar dalam keberhasilan itu. Karenanya, ia bisa mendapatkan empat trofi Ballon d'Or berturut-turut mulai dari 2009 sampai Guardiola hengkang pada 2012 lalu.
Pada musim terakhir Guardiola di Barcelona, Lionel Messi mencapai puncak performanya. Terbukti dengan torehan 50 gol dalam 37 penampilannya di ajang La Liga. 73 gol dari 60 pertandingan di semua kompetisi.
Tidak Sebagus Dulu
Semenjak Guardiola pergi, Messi hanya mampu meraih satu trofi Liga Champions dalam delapan musim. Ia juga meraih dua Ballon d'Or dalam rentang waktu yang sama, serta lima trofi La Liga.
Itulah yang membuat Ten Hag merasa yakin bahwa Messi sudah tidak lagi sama dengan masa-masa itu. Meskipun Messi sampai sekarang masih menjadi bagian penting bagi Barcelona.
"Messi bukan cuma salah satu pemimpin, namun dia juga bekerja untuk tim dan unggul dalam segi hasil. Dia tidak pernah sebagus waktu diasuh Guardiola," ujar Ten Hag ke Voetbal International.
"Barcelona juga tidak memenangkan banyak gelar di Eropa dalam rentang waktu beberapa tahun terakhir ini," lanjut pria yang sukses membawa Ajax mencapai babak semi-final Liga Champions musim lalu itu.
Advertisement
Hanya Melampaui Batas Terendah
Tentu saja, Ten Hag tidak beranggapan bahwa performa Messi di musim ini dan tahun-tahun sebelumnya di bawah standar. Kendati demikian, ia percaya bahwa Messi takkan bisa mencapai level waktu masih diasuh Guardiola dulu.
"Messi masih mencapai hasil, namun sekarang juga lebih sering hanya melampaui batasan terendahnya. Tidak sama lagi sewaktu diasuh Guardiola. Pep punya keberanian, dia berani menjadi pionir dan inovatif," pungkasnya.
Ten Hag cukup beruntung bisa menimba ilmu dari pencipta filosofi 'tiki-taka' tersebut. Tepatnya saat dia menjadi pelatih tim reserve Bayern Munchen pada musim 2013/14 lalu.
Tidak lama setelah itu, Ten Hag melatih Utrecht. Dan sekarang, ia kerap dikaitkan dengan klub-klub besar menyusul keberhasilannya mengorbitkan pemain muda Ajax serta membawa klub tersebut bersinar di Liga Champions musim lalu.
Sumber: Goal International
Disadur dari Bola.net (Penulis Yaumil Azis, Published 9/5/2020)