Ancaman Siber Hantui Sektor Swasta Maupun Pemerintah

Ancaman keamanan siber dinilai dapat dihadapi oleh siapa pun, baik sektor swasta maupun pemerintah.

oleh Iskandar diperbarui 10 Mei 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi peretasan sistem komputer. (Sumber Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Ancaman keamanan siber dinilai dapat dihadapi oleh siapa pun, baik sektor swasta maupun pemerintah.

Rachmat Kaimuddin, CEO Bukalapak mengatakan, tak jarang ada yang harus tumbang lantaran serangan-serangan dari penjahat siber.

"Risiko keamanan siber bisa dihadapi siapa saja. Ibaratnya analogi benteng, bila dihajar semua orang pasti akan rontok juga," kata Rachmat saat acara sharing session Liputan6.com via Zoom, belum lama ini.

Pun demikian, perusahaan bukan berarti tidak membangun benteng yang kuat untuk melindungi data-data penting.

Diwartakan Merdeka.com, ia menambahkam, beragam infrastruktur untuk menguatkan sistem IT Security pun semestinya harus dilakukan.

"Tapi bukan berarti enggak bangun temboknya atau dinding keamanannya. Infrastruktur selalu juga haru selalu dtinggkatkan. Ini gak mungkin sempurna. Yang kita lakukan adalah terus meningkatkan lebih baik lagi," ucapnya.

 


Bukalapak Tegaskan Data Pengguna Aman

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin saat diwawancarai media usai Perayaan 10 Tahun Bukalapak, Jumat (10/1/2010). (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Sebelumnya, sebanyak 13 juta data pengguna Bukalapak dikabarkan telah dijual di forum hacker.

Pihak Bukalapak pun langsung memberikan penjelasan atas hal ini. Bukalapak menyebut, ancaman peretasan yang dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab terhadap industri teknologi digital selalu ada.

Untuk itu, Bukalapak menegaskan bahwa saat ini data konsumen aman di Bukalapak.

Pihak Bukalapak menyebut, saat ada percobaan peretasan pada tahun 2019, mereka telah menemukan sumbernya dan menghentikannya.

Saat itu, Bukalapak juga mengingatkan para pengguna untuk mengambil langkah pengamanan secara berkala termasuk mengganti password, dan menggandakan keamanan di sistem kami.

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menjelaskan, “Keamanan user data adalah prioritas kami sehingga dari waktu ke waktu, kami selalu mengimplementasi berbagai upaya demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan para pengguna Bukalapak serta memastikan data-data pengguna tidak disalahgunakan.”


Cara Aman Bukalapak Perlakukan Data Pengguna

Para petinggi Bukalapak, termasuk CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin berserta Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid dan Co-Founder Bukalapak Achmad Zaky dalam foto bersama. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Rachmat mengatakan, saat ini Bukalapak menggunakan sistem berlapis saat menerima, menyimpan, dan mengolah seluruh data pengguna, antara lain:

1. Saat menerima: Bukalapak menggunakan metode https sehingga data yang masuk tidak mudah diretas.

2. Saat menyimpan data: Bukalapak menerapkan metode perlindungan termutakhir dengan perlindungan berlapis.

3. Saat menggunakan dan mengolah: Bukalapak memonitor secara ketat, sehingga jejak orang yang mengakses, membaca, mengganti, atau menghapus data terekam secara baik.

Untuk data-data yang sensitif seperti KTP, kami simpan di storage khusus dalam periode waktu tertentu yang dapat secara otomatis terhapus untuk melindungi privasi user kami.

Di samping proses perlakuan data pengguna yang berhati-hati, Rachmat mengatakan, pengguna juga perlu melakukan langkah-langkah pencegahan.


Ingatkan Pengguna Ganti Password

Perubahan komposisi di level C-Suite meliputi suksesi peran Chief Executive Officer (CEO) dari Achmad Zaky, salah satu dari tiga pendiri Bukalapak, ke Rachmat Kaimuddin sebagai CEO baru. Dok: Bukalapak

Bukalapak pun mengingatkan sesuai dengan Kebijakan Privasi Bukalapak, di antaranya pengguna perlu melakukan:

1. Ganti Password Akun Secara Berkala

2. Aktifkan Verifikasi 2 Langkah

3. Lebih Berhati-hati terhadap Phishing

4. Perbarui Data Diri Secara Berkala

5. Amankan Data Finansial

"Sebagai mitra jutaan UMKM, Bukalapak akan berupaya sekuat tenaga guna memastikan bangsa Indonesia dapat terus memiliki pilihan dan kesempatan untuk semua orang supaya bisa hidup lebih baik," tutur Rachmat.


Pernah Diterpa Isu Peretasan

Perubahan komposisi di level C-Suite meliputi suksesi peran Chief Executive Officer (CEO) dari Achmad Zaky, salah satu dari tiga pendiri Bukalapak, ke Rachmat Kaimuddin sebagai CEO baru. Dok: Bukalapak

Sebelumnya, Bukalapak pernah diterpa isu pelanggaran data di bulan Maret 2019.

Ceritanya, hacker dengan username Gnosticplayers mengaku meretas 13 juta akun pengguna Bukalapak dan 1,12 akun Youthmanual, sebuah platform kuliah dan karier asal Indonesia.

Hacker tersebut kemudian mengaku menjual jutaan akun tersebut di dark web bernama Dream Market.

Bukalapak pun membantah kabar itu dan memastikan bahwa tidak ada data pribadi pengguna yang diretas.

Memang, Bukalapak mengakui ada upaya-upaya dari luar yang ingin meretas platformnya, tetapi tidak ada data seperti username, informasi finansial, password, atau informasi pribadi yang dibobol.

Reporter: Fauzan Jamaludin

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya