Suzuki Indonesia Perpanjang Penghentian Operasional Pabrik, Gaji Karyawan Masih Aman

Penghentian operasional pabrik Suzuki Indonesia diperpanjang hingga 22 Mei 2020 untuk dukung aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 10 Mei 2020, 16:10 WIB
Proses perakitan mobil di pabrik Suzuki di kawasan Industri GIIC Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. (Oto.com)

Liputan6.com, Jakarta Penghentian operasional pabrik Suzuki Indonesia diperpanjang hingga 22 Mei 2020. Mendukung Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pabrikan otomotif asal Jepang tersebut juga akan menerapkan kebijakan 'ygiene commitment di lingkungan perusahaan dan dealer.

“Suzuki akan mematuhi perpanjangan PSBB dari pemerintah. Di luar itu, Suzuki juga memiliki kebijakan hygiene commitment. Jadi pedoman keamanan, kesehatan, dan interaksi antarmanusia sangat ketat. Untuk itu,selama dua minggu ke depan kami akan kembali menghentikan sementara semua kegiatan di pabrik,” kata Seiji Itayama, President Director PT Suzuki Indomobil Motor/PT SuzukiIndomobil Sales.

Meski periode sebelumhya terdapat operasional pabrik selama empat hari untuk pasar ekspor. Seluruh operasional di tiga pabrik Suzuki, yakni Cakung, Tambun, dan Cikarang berhenti sementara saat ini.

Bila kembali membuka operasional pabrik secara normal, Suzuki akan melakukan pengkajian bagaimana cara menerapkan protokol keamanan dan keselamatan yang sesuai aturan pemerintah dan hygiene commitment yang telah ditetapkan.

“Saat ini kami merencanakan untuk melakukan studi dan mempertimbangkan bagaimana agar operasional pabrik bisa berjalan dengan tetap menerapkan protokol keamanan dan keselamatan yang ketat. Pada prinsipnya kami sangat berhati-hati dan mengikuti aturan pemerintah demi keselamatan bersama,” ujar Itayama.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Upah Tetap Dibayar Penuh

Selama perpanjangan periode penghentian, Suzuki juga tetap memberikan upah dasar secara penuh kepada karyawan yang tidak bekerja.

Berbagai layanan juga tetap dapat diakses pemilik kendaraan melalui aplikasi resmi untuk meminta bantuan, seperti home serive, pick up service, dan Suzuki emergency roadside assistance (SERA).


Suzuki XL7 Juga Diminati Secara Tukar Tambah

Sebagai pendatang baru, Suzuki XL7 cukup mendapat respon positif. Beberapa bulan usai peluncuran, ribuan unit telah terjual. Bahkan, tidak hanya dijual secara normal, model baru dari pabrikan berlambang huruf 'S' ini juga diminati untuk pembelian secara tukar tambah.

Dijelaskan Business Development Head PT Suzuki Indomobil Sales, Hendro Kaligis, berdasarkan layanan Auto Value (jual beli mobil bekas Suzuki) banyak konsumen di Jakarta yang ingin menukar tambah mobilnya dengan XL7.

"Sejak pertama keluar (Februari 2020), kami memang bikin program untuk XL7, Di Jakarta, hingga ratusan konsumen yang ingin tukar tambah mobil lamanya dengan XL7, hanya dalam jangka 14 hari," jelas Hendro saat gelaran Ngovid (ngobrol virtual dulu) yang diadakan Forum Wartawan Otomotif (Forwot), belum lama ini.

Lanjut Hendro, hingga saat ini peminat tukar tambah Suzuki XL7 masih cukup tinggi. Namun, karena adanya pembatasan usia mobil yang akan ditukar, Suzuki hanya bisa menyerap 30-an unit.

"Karena ada batasan pelat nomor dan usia mobil. Tapi, tren tersebut masih berlanjut, mobil lama ditukar tambah XL7," tegasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya