Liputan6.com, Kendari: Kelangkaan minyak tanah di Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (27/7) kian memprihatinkan. Kelangkaan yang terjadi hampir dua bulan terakhir memicu keributan. Warga yang antre minyak tanah protes karena cuma mendapat jatah lima liter per minggu per kepala keluarga.
Terlebih masih ada warga yang meminta jatah lebih. Hal itu memicu kemarahan warga lain yang ikut antre.
Antrean terjadi di seluruh pangkalan minyak tanah, termasuk di Kelurahan Puwatu, Kecamatan Puwatu, Kota Kendari. Agar tertib pihak rukun warga setempat sebenarnya sudah memberlakukan sistem kupon. Kupon ini diberikan kepada setiap kepala keluarga sebagai syarat pengambilan jatah minyak tanah. Tapi ternyata tak cukup efektif.
Pangkalan minyak tanah milik Adriana di Kelurahan Puwatu menjual minyak tanah seharga Rp 3.400 per liter. Ia melayani melayani ratusan warga di dua RW. Keributan mereda setelah kedua ketua RW turun langsung ke lokasi dan mengatur warga agar mengantre sesuai kupon yang telah mereka terima.(AIS)
Terlebih masih ada warga yang meminta jatah lebih. Hal itu memicu kemarahan warga lain yang ikut antre.
Antrean terjadi di seluruh pangkalan minyak tanah, termasuk di Kelurahan Puwatu, Kecamatan Puwatu, Kota Kendari. Agar tertib pihak rukun warga setempat sebenarnya sudah memberlakukan sistem kupon. Kupon ini diberikan kepada setiap kepala keluarga sebagai syarat pengambilan jatah minyak tanah. Tapi ternyata tak cukup efektif.
Pangkalan minyak tanah milik Adriana di Kelurahan Puwatu menjual minyak tanah seharga Rp 3.400 per liter. Ia melayani melayani ratusan warga di dua RW. Keributan mereda setelah kedua ketua RW turun langsung ke lokasi dan mengatur warga agar mengantre sesuai kupon yang telah mereka terima.(AIS)