Sosok Djoko Santoso di Mata Liliyana Natsir dan Hendra Setiawan

Liliyana Natsir dan Hendra Setiawan menilai Djoko Santoso sebagai sosok rendah hati, bertanggung jawab, dan orang tua yang mengayomi anak-anaknya.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 10 Mei 2020, 17:30 WIB
Ketua Umum PBSI, Gita Wirjawan (kanan), menyerahkan potongan tumpeng kepada mantan Ketua Umum PBSI, Djoko Santoso, dalam perayaan HUT PBSI ke-65 di Pelatnas Bulutangkis PBSI, Cipayung, Jakarta, (9/5/2016). (Bola.com/Arief Bagus)

Liputan6.com, Jakarta - Liliyana Natsir turut berduka atas meninggalnya Jenderal Purn Djoko Santoso. Mantan panglima TNI itu pernah menjabat sebagai ketua umum PP PBSI masa bakti 2008-2012.

Berpasangan dengan Tontowi Ahmad di ganda campuran, Liliyana merupakan pemain andalan pada masa kepengurusan Djoko Santoso. Di mata mantan pemain yang akrab disapa Butet tersebut, almarhum adalahsosok kebapakan sekaligus pemimpin yang berwibawa.

"Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya Pak Djoko Santoso, beliau adalah sosok rendah hati, sosok bertanggung jawab, sosok orang tua yang mengayomi anak-anaknya," kata Liliyana di Jakarta, Minggu (10/5/2020), dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

"Waktu beliau menjabat sebagai ketua PBSI, masih ingat dalam ingatan saya, setiap kekalahan atletnya beliau selalu mengatakan saya orang yang bertanggung jawab, jangan salahkan atletnya, tapi salahkan saya sebagai ketua PBSI," kenang Liliyana.

 


Sosok Tegas dan Perhatian

Mantan Ketua PBSI, Djoko Santoso (kedua kanan) menerima penghargaan tokoh bulu tangkis berprestasi versi CWIBC di Candra Wijaya Internasional Badminton Centre, Tangerang, Selasa (19/12). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Senada dengan Liliyana, Hendra Setiawan juga mengenang sosok Djoko Santoso sebagai pemimpin yang tegas dan memberikan banyak perhatian kepada para atlet. "Beliau seorang pemimpin yang tegas tapi juga baik," ucap pasangan Mohammad Ahsan di ganda putra itu.

"Pak Djoko juga sering datang ke pelatnas, banyak sharing dan kasih motivasi buat atlet-atlet semua," tambah peraih medali emas Asian Games 2010 bersama Markis Kido itu.

Dalam masa jabatannya di PBSI, Djoko Santoso tidak hanya memperhatikan para atlet dan pelatih, namun juga staff serta karyawan PBSI. Pada ucapan serah terima jabatannya kepada Gita Wirjawan, ia meminta penurusnya itu melanjutkan perjuangan untuk kemajuan bulu tangkis Indonesia dan seluruh keluarga besar PBSI.

 


Pendarahan Otak

Djoko Santoso meninggal di Ruang CICU Pav Kartika RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Minggu (10/5/2020) sekitar pukul 06.30 WIB. Ia mengembuskan napas terakhirnya setelah sempat menjalani operasi pendarahan otak.

Rencananya, jenazah Djoko Santoso dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat. Namun, jenazah politisi senior Partai Gerinda itu lebih dulu akan disemayamkan di rumah duka di kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya