Liputan6.com, Sepang - Kelangsungan balapan MotoGP di Malaysia pada tahun 2020 sudah diragukan karena pandemi virus Corona. Ajang juga sulit digelar jika tanpa penonton.
Faktor finansial jadi pertimbangan. Panitia lokal tidak bakal mendapat pemasukan jika dilarang menerima suporter. Di sisi lain mereka harus mengeluarkan biaya untuk melangsungkan MotoGP.
Advertisement
"Berdasar pengalaman saya mengurus Sirkuit Sepang dan promotor, keseimbangan ekonomi sangat penting. Sebab, balapan di sana hampir selalu laris," kata mantan CEO Sirkuit Sepang Razlan Razali dikutip Crash.
"Kami sangat bergantung pada penjualan tiket, makanan, dan aktivitas ekonomi selama balapan. Maka jelas pengaruhnya jika ajang nanti tertutup," sambungnya.
Malaysia, bersama Thailand, dinilai sebagai lokasi alternatif jika MotoGP bisa menggelar balapan di luar Eropa pada tahun ini.
Fokus ke Eropa
Dorna selaku operator MotoGP mempersiapkan balapan tanpa penonton untuk memulai musim 2020. Mereka berharap bisa mengawali kampanye di Sirkuit Jerez dan tengah menunggu izin dari Pemerintah Spanyol.
"Program kami adalah menggelar musim di Eropa dari akhir Juli hingga November, sembari menunggu kemungkinan melangsungkan balapan di negara lain," ungkap CEO Dorna Carmelo Ezpeleta.
Advertisement
Magnet Penonton
Malaysia dan Thailand merupakan lokasi populer dan selalu menarik minat penonton. Lebih dari 100 ribu orang hadir di Sepang pada hari balapan.
Sementara Sirkuit Buriram di Thailand menciptakan rekor penonton terbanyak tahun 2019 dengan kehadiran 226.655 orang.