Ahli Ingatkan Pentingnya Kesejahteraan Psikologi untuk Tangani Corona

Persoalan Corona Covid-19 tidak lagi soal kesehatan atau medis, akan tetapi juga masalah sosial, ekonomi, budaya, dan aspek psikologis.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 10 Mei 2020, 16:09 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Ahli Psikologi Politik Prof Hamdi Muluk mengatakan Pandemi Corona Covid-19 diamini menjadi gejala multi-dimensi.

Menurutnya, persoalan Corona Covid-19 tidak lagi soal kesehatan atau medis, akan tetapi juga masalah sosial, ekonomi, budaya, dan aspek psikologis.

"Kondisi psikologis ini tentu juga akan mempengaruhi penanganan Covid-19. Kalau seseorang tidak sejahtera secara psikologis, pelandaian juga terkendala," ujar Hamdi di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (10/5/2020).

Dia mengatakan, kondisi persoalan multi-dimensi sifatnya sudah menjadi disruptif. Artinya, kata Hamdi, kondisi selama ini menjadi ke arah normalitas baru atau New Normal.

"Kondisi pandemi ini membuat perubahan baru, distruptif tiba-tiba menjadi situasi tidak normal bahkan diramal menjadi normalitas baru," ucapnya.

Selain itu, Hamdi menambahkan, aspek psikologi penting dalam kaitannya melawan Corona Covid-19.

Sebab, kata dia, kondisi psikologi berada pada dasar bagi seseorang dalam menghadapi goncangan yang ditimbulkan oleh Corona Covid-19.

"Kesejahteraan psikologi atau phsycological well being. Secara umum memang tiga jenis kesejahteraan ini saling berkaitan," terang Hamdi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pentingnya Kesejahteraan Psikologi

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Hamdi meyakini, penting bagi seseorang memiliki kesejahteraan psikologi yang bagus. Karena, kata dia, sudah jelas dalam beberapa riset bahwa psychological well being mempengaruhi tingkat imunitas seseorang.

"Imunitas ini kata kunci melawan pandemi secara fisik dan psikologi. Jadi perlu ditata bagaimana setiap orang memiliki psychological well being," Hamdi menandasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya