Liputan6.com, Jakarta - Sebelum aturan PSBB berlaku di sejumlah wilayah di Indonesia, moge atau motor gede biasanya jarang digunakan untuk harian. Karena moge bisa dibilang sebagai kategori motor hobi.
Menurut Yoppy Saputra, selaku pemilik Seimos Motor, moge yang terlalu lama didiamkan di garasi bisa menimbulkan masalah. " Moge minimal dipakai seminggu sekali ke jalan raya. Jangan sekedar dipanaskan saja, tapi harus dipakai berkeliling," ungkap Yoppy.
Baca Juga
Advertisement
Moge dipakai seminggu sekali bertujuan agar semua komponen bergerak sebagaimana mestinya. Selain itu, oli pun bisa melumasi semua komponen di dalam mesin.
" Dulu pernah ada moge konsumen yang koplingnya macet karena jarang dipakai dan koplingnya kering. Akhirnya kita bongkar bagian kopling dan koplingnya kita rendam dengan oli," pungkas Yoppy.
Tips Ampuh untuk Mendapatkan Moge Bekas yang Mulus
Harga moge (motor gede) biasanya jauh di atas harga motor dengan mesin berkapasitas kecil. Bahkan tak jarang harganya menembus ratusan juta. Salah satu cara untuk mendapatkan moge impian adalah berburu moge bekas.
Namun, berburu moge bekas pun memili tantangannya tersendiri. Jika tak paham dengan kondisi moge, bisa-bisa motor yang diincar ternyata menyimpan sejumlah masalah.
Yoppy Saputra selaku pemilik Seimos Moto yang sudah terbiasa berburu moge bekas pun berbagi tips untuk mendapatkan moge impian.
" Yang pertama diperiksa adalah motor dalam kondisi repaint atau tidak. Kenapa? Repaint serapi apapun pasti beda dengan aslinya, kulit jeruknya beda, warna terangnya beda, Eropa karakternya memiliki kulit jeruk lebih banyak dibanding Jepang. Kalau Jepang lebih shiny," ungkap Yoppy.
Menurutnya, dari kondisi cat moge ini bisa terlihat calon penjual jujur atau tidak. "Misalkan kita tahu itu motor repaint, lalu kita tanyakan ke pemilik motor pernah jatuh atau tidak. Lalu mengaku tidak pernah jatuh dan cat asli , itu perlu diwaspadai. Apalagi kita tidak tahu dalaman motornya," sambung Yoppy.
Advertisement