Lockdown Dilonggarkan, Kasus Corona COVID-19 Meningkat Lagi di Jerman

Beberapa hari setelah Jerman melonggarkan kebijakan lockdown, kasus baru infeksi virus corona kembali meningkat.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mei 2020, 09:57 WIB
Dokter Beate Krupka (tengah) memeriksa Clara terkait virus corona COVID-19 di Distrik Kreuzberg, Berlin , Jerman, Rabu (8/4/2020). Berdasarkan data Worldmeters per Minggu (12/4/2020), jumlah kasus COVID-19 di Jerman sebanyak 125.452 terinfeksi dan 2.871 meninggal. (Michael Kappeler/dpa via AP)

Liputan6.com, Berlin - Beberapa hari setelah Jerman melonggarkan kebijakan lockdown, kasus baru infeksi virus corona kembali meningkat, memicu kekhawatiran bahwa pandemi bisa kembali lepas kendali.

Institut Robert Koch di Jerman untuk pengendalian penyakit mengatakan dalam buletin hariannya bahwa jumlah orang yang terinfeksi dari setiap orang yang sakit - yang dikenal sebagai tingkat reproduksi, atau R - telah meningkat menjadi 1,1. Ketika angka itu naik di atas 1 maka itu berarti jumlah infeksi meningkat.

Kanselir Jerman Angela Merkel, yang tunduk pada tekanan dari para pemimpin 16 negara federal Jerman untuk memulai kembali kehidupan sosial dan memulihkan kembali perekonomian, mengumumkan sejumlah langkah pelonggaran pada Rabu yang mencakup lebih banyak pembukaan toko dan sekolah secara bertahap.

Pada saat yang sama, ia meluncurkan aturan darurat untuk memungkinkan diberlakukannya kembali pembatasan pergerakan jika infeksi meningkat lagi, Reuters melaporkan, seperti dikutip dari Antara, Senin (11/5/2020).

Karl Lauterbach, seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat Sosial dan seorang profesor epidemiologi, memperingatkan bahwa virus corona baru dapat mulai menyebar lagi dengan cepat setelah melihat kerumunan besar pada Sabtu di kota kelahirannya di Cologne.

"Diperkirakan tingkat R akan melampaui 1 dan kami akan kembali ke peningkatan eksponensial," kata Lauterbach dalam cuitan. "Langkah-langkah melonggarkan pembatasan itu dipersiapkan dengan terlalu buruk."

 

Simak video pilihan berikut:


Pemantau Seksama

Pengendara sepeda melewati grafiti bertema virus corona COVID-19 yang bertuliskan ‘Happy Easter’ pada dinding di Hamm, Jerman, Senin (13/4/2020). Kasus COVID-19 tertinggi di dunia ditempati oleh Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Prancis, Jerman, dan China. (AP Photo/Martin Meissner)

Robert Koch Institute mengatakan pada Minggu bahwa jumlah kasus baru virus corona yang dikonfirmasi telah meningkat 666 menjadi total 169.218, sementara jumlah kematian harian meningkat 26 menjadi total 7.395.

"Masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah jumlah infeksi baru akan terus berkurang dalam beberapa minggu terakhir atau meningkat lagi," kata lembaga itu dalam buletin harian terpisah yang dikeluarkan pada Sabtu malam.

Ia memperingatkan bahwa angka R tergantung pada ketidakpastian statistik, dan menambahkan: "Peningkatan jumlah reproduksi R mengharuskan pemantauan situasi dengan seksama."

Jerman memiliki beban kasus COVID-19 terbesar keenam di Eropa tetapi telah berhasil mengendalikan jumlah kematian akibat penyakit pernapasan yang sangat menular itu berkat pengujian yang meluas dan dini serta sistem perawatan kesehatan yang dijalankan dan didanai dengan baik.

Fase terakhir dari manajemen pandemi ini, menurut kritikus, telah menempatkan terlalu banyak beban bagi otoritas lokal untuk mendeteksi dan merespons wabah baru. Ambang batas yang ditetapkan pada 50 kasus per 100.000 orang untuk menerapkan kembali aturan jarak sosial juga dilihat oleh beberapa ahli epidemiologi sebagai terlalu tinggi.

Batasan itu telah terlampaui di dua distrik di negara bagian Rhine-Westphalia Utara dan Schleswig Holstein, tempat kasus COVID-19 menyebar di antara para pekerja di pabrik pengolahan daging.

Pabrik di Rhine-Westphalia Utara ditutup pada Jumat setelah lebih dari 150 dari 1.200 pekerjanya dinyatakan positif terinfeksi corona. Banyak dari mereka adalah migran dari Eropa Timur yang dipekerjakan oleh subkontraktor dan ditempatkan di tempat bersama yang berpotensi menjadi sarang infeksi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya