Liputan6.com, Jakarta - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya telah berlangsung selama 13 hari terhitung sejak 28 April 2020. Namun begitu, tren kenaikan jumlah positif corona COVID-19 terus terjadi.
Tren kenaikan jumlah positif corona COVID-19 di tiga wilayah tersebut dipengaruhi berbagai hal. Salah satunya karena masih banyak warga yang berkerumun di tempat ramai, tidak menaati protokol kesehatan dan aturan PSBB.
Melalui video yang diunggah di akun Instagram @sapawargasby pada 10 Mei 2020, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengimbau arek-arek Surabaya agar tak keluar rumah di malam hari, terlebih jika berkerumun dan tidak menggunakan masker.
"Kalian masih suka malam-malam cangkruk (menongkrong), bergerombol, dan tidak menggunakan masker,” kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Risma, arek-arek atau pemuda Surabaya bisa menjadi carier virus corona baru (Sars-CoV-2) yang sebabkan COVID-19 dan menularkannya kepada anggota keluarga di rumah.
“Kalau kalian kena, nanti keluarga kalian yang repot. Bisa jadi kalian kuat, tidak ada gejala, tapi bisa menularkan kepada anggota keluarga yang lain,” ucap Risma.
Saksikan Video di Bawah Ini
Tetap Terapkan Protokol Kesehatan
Selanjutnya, Risma mengajak seluruh warga untuk terus menjaga protokol kesehatan sesuai arahan pemerintah dengan mencuci tangan, mencuci muka, dan menjaga kebersihan tubuh dengan makan makanan yang sehat.
"Kalau tidak disiplin maka kita akan begini terus, tidak enak. Sosial distancing harus kita jaga bersama, ” katanya.
Risma menyayangkan generasi muda yang bisa tertular penyakit virus corona COVID-19, apalagi jika mereka menjadi korban.
"Kalian adalah masa depan bangsa ini. Kita tergantung pada kalian,” tegas Risma.
Advertisement