Liputan6.com, Tuban - Malang nian nasib para nelayan di pesisir Desa Palang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, sudah pendapatan menurun karena dihantam corona, kapal mereka juga hancur diterjang gelombang tinggi. Akibat kejadian di Sabtu sore (9/5/2020) itu, sebanyak 7 kapal nelayan karam, kerugian tercatat hingga miliaran rupiah.
Penasihat Rukun Nelayan, Muhammad Su'ud menyebutkan, kapal yang karam dan rusak berat itu di antaranya milik nelayan Tuban atas nama Lanang, Ngatlan, Suwarno, dan Kono. Kemudian kapal lainnya milik nelayan asal Rembang atasnama Kasmari, Karwin, dan Gunawar.
Advertisement
Su'ud memperkirakan kerugian yang dialami masing-masing nelayan sekitar Rp500 juta hingga Rp2 miliar. Dia bilang, kapal yang karam ukurannya 20-30 GT.
"Kerugian yang di alami nelayan bervariasi hingga Rp2 miliaran ada, tinggal ringan dan beratnya kerusakan," kata Su'ud kepada Liputan6.com, Minggu (10/5/2020).
Saat kejadian, kata dia, para nelayan sempat melemparkan jangkar kapalnya. Namun karena anginnya sangat kencang dan gelombang tinggi, akhir kuwalahan dan lambung kapal banyak yang menabrak batu di persandaran tambat labuh.
"Kemarin semua sudah berusaha sekuat tenaga. Tapi karena tidak kuat, ya jadinya seperti ini Mas," kata dia.
Mengetahui kejadian itu, Kepala Dinas Perikanan dan perternakan, Amenan mengatakan, para nelayan seharusnya paham musim seperti ini cuacanya buruk.
Dia menjelaskan, agar para nelayan aman dari gelombang besar, sebaiknya semua kapal bisa disandarkan dikolam labuh.
"Saya sudah minta untuk masuk ke kolam labuh pak, tadi juga sudah disiarkan langsung ke nelayan," ucap Amenan.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Cuaca Buruk
Mengenai adanya angin kencang di wilayah perairan Tuban dan Bawean, Amenan mengaku telah mengetahui informasi itu dari BMKG Tuban sebelumnya.
"Saya mendapat laporan dari petugas di TPI Palang," kata dia.
Pria yang juga mantan Aktivis HMI ini mengucapkan keprihatinan dengan adanya musibah karamnya kapal nelayan di pelabuhan Palang.
"Hal yang tidak diharapkan bersama, karena cuaca yang memang di luar biasa. Para nelayan terlambat mengantisipasi kejadian sangat cepat," kata dia
"Kami dari dinas telah mencoba berkoordinasi dengan para pihak untuk melakukan langkah-langkah penanganan, terhadap para korban," Amenan menambahkan.
Sebelumnya diberitakan, Usai peristiwa itu para pemilik kapal, Anak Buah Kapal (ABK) dan nelayan bergotong royong mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
"Ini kita bantu yang terkena musibah. Mulai kemarin hingga saat ini masih belum teratasi," ujar Zainul Rahman, seorang saksi mata kejadian.
Berdasarkan kondisi di lapangan, tidak terlihat pihak terkait, baik Dinas Perikanan maupun SAR yang ikut mengevakuasi kapal karam. Tampak para nelayan mengevakuasi kapal dan barang dengan menggunakan peralatan sederhana.
Advertisement