Sejauh Mana Kita Boleh Ngefans pada Artis KPop atau Klub Bola?

Bagi wanita, misalnya, ketampanan idol Kpop bisa jadi menyilaukan mata. Begitu pun dengan para pria, yang bisa fanatik terhadap suatu klub bola.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 11 Mei 2020, 18:56 WIB
Personel BTS di karpet merah Grammy Awards 2019 di Los Angeles, Amerika Serikat, 10 Februari 2019. (VALERIE MACON / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Di dunia serba digital seperti sekarang, memudahkan kita untuk mengakses internet dan mengidolakan seseorang. Bagi wanita, misalnya, ketampanan idola Kpop bisa jadi menyilaukan mata. Begitu pun dengan para pria, yang bisa fanatik terhadap suatu klub bola.

Lantas, bagaimana pandangan islam sebenarnya menanggapi hal tersebut?

Dewan Pakar Pusat Studi Al-Qur'an (Pimpinan Cariustadz.id), KH. Dr. Ali Nurdin, MA mengatakan, mengidolakan sesuatu baiknya sewajarnya. Namun, bila itu berlebihan dan sudah meninggalkan ibadah, tentu salah.

"Segala sesuatu yang berlebihan itu salah. Maka kalau merujuk pada definisi fanatis, kecenderungan pada sesuatu yang berlebihan tidak baik. Tapi kalau dalam konteks berkeyakinan, fanatis dengan agama boleh. Yang masalah adalah ketika sikan fanatis itu mengundang dia menjelekkan orang lain," katanya, dikutip dalam YouTube Jeda Nulis milik Habib Husein Ja'far Al Hadar.

 

 


Silakan mencintai sesuatu

Ilustraasi foto Liputan6

Menurut pengasuh pesantren Nurul Quran Bogor ini, mengidolakan seseorang atau sesuatu itu perkara selera. Jadi sebenarnya orang lain pasti tidak akan paham kenapa seseorang bisa mengidolakan sesuatu.

"Kalau ngefans bola, tapi nggak ngurus istri, malah beli jersey, ya kelewatan. Kalau nonton drama Korea, sampai meninggalkan kewajibannya sebagai muslim, itu yang salah. Tapi kalau cuma senang dengan sesuatu atau grup tertentu silakan, selama tidak berlebihan," ujarnya.

KH Ali Nurdin pun menambahkan, silakan mencintai sesuatu, keluarga misalnya. Tapi jangan sampai mencintai sesuatu itu melebihi cinta pada Allah dan Rasulnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya