Anies Baswedan Sentil Pemerintah Pusat di Media Australia Terkait Corona COVID-19

Anies Baswedan ungkap kebijakan pemerintah pusat dalam menangani Virus Corona COVID-19 kepada media Australia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Mei 2020, 19:49 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbincang dengan Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/1). Ratas itu membahas pengelolaan transportasi di Jabodetabek. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbicara dengan media Australia terkait respons pemerintah dalam menangani Virus Corona COVID-19. Anies mengungkap, pemerintah DKI sudah menelusuri virus sejak awal Januari sebelum pemerintah pusat bergerak.

Dalam wawancara dengan The Sydney Morning Herald yang terbit pekan lalu, Anies mengaku sudah mulai bergerak pada 6 Januari ketika kabar virus misterius dari Wuhan beredar.

"Kami mulai mengadakan pertemuan dengan semua rumah sakit di Jakarta, menginformasikan mereka tentang apa yang waktu itu disebut 'penumonia Wuhan', waktu itu namanya belum COVID," ujar Anies Baswedan.

Ketika angka penyakit itu terus menanjak, Anies langsung mengeluarkan Instruksi Gubernur atau Ingub agar waspada Virus Corona pada Februari. Namun, ia mengeluhkan proses tes Virus Corona di Indonesia.

Anies mengatakan, pihaknya tidak diizinkan melakukan tes. Segalanya harus terpusat di laboratorium nasional. Anies pun heran kenapa saat sampel diuji hasilnya negatif semua.

"Jadi setiap kita punya kasus, kita mengirimkan sampel ke laboratorium nasional. Dan kemudian laboratorium nasional akan menginformasikan positif atau negatif. Pada akhir Februari, kami penasaran mengapa hasilnya negatif semua?" ujar Anies.

Setelahnya, Anies memutuskan angkat bicara ke publik terkait jumlah kasus Virus Corona. Kemudian, Kementerian Kesehatan merespons dengan berkata tidak ada kasus Virus Corona di Indonesia.

"Pada saat itu, saya memutuskan bicara ke depan umum dan berkata kami sudah melakukan monitoring adanya angka-angka (kasus). Kementerian (Kesehatan) seakan langsung merespons bahwa kita tidak punya kasus positif," ucap Anies.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Masalah Transpransi

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi keterangan terkait pengambilalihan pengelolaan air, Gedung Balai Kota Jakarta, Senin (11/2). Pemprov DKI akan mengambil alih pengelolaan air dari PT Aetra Air Jakarta dan PT PALYJA. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Media Australia turut mencatat bahwa sepanjang Januari dan Februari, Menteri Kesehatan Agus Terawan berulang kali membantah Indonesia ada Virus Corona karena "kekuatan doa."

The Sydney Morning Herald juga menyorot Presiden Joko Widodo yang mengaku menahan informasi dari publik karena ingin "menghindari kepanikan." Gubernur Anies tidak setuju dengan pendekatan itu.

"Dari sisi kita, bersikap transparan dan mengumumkan apa yang harus dilakukan dapat memberikan rasa keamanan. Tetapi, Kementerian Kesehatan merasa sebaliknya, bahwa bersikap transparan akan menciptakan panik. Itu bukan pandangan kami," kata Anies.

Anies juga segan untuk percaya bahwa Virus Corona akan segera pergi dari Indonesia, sebab ia hanya berani melakukan prediksi berdasarkan data.

 


Minta Pemerintah Percaya Sains

Presiden Jokowi didampingi Gubernur DKI Anies Baswedan saat meninjau wisma atlet di Kemayoran, Senin (26/2). Peninjauan tersebut dilakukan untuk melihat persiapan wisma untuk menampung para atlet Asian Games 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gubernur Anies dijuluki seperti "Gubernur Andrew Cuomo" yang merupakan gubernur New York. Media Australia berkata Cuomo kesulitan menangkal Virus Corona akibat koordinasi pusat.

Anies Baswedan juga enggan optimistis seperti pemerintah pusat yang berkata Virus Corona akan melandai. Pasalnya, Anies tidak melihat data demikian.

Presiden Joko Widodo berkata ingin virus ini melandai pada bulan Mei "dengan cara apa pun."

"Mengapa saya tidak mau membuat prediksi? Karena saya melihat datanya yang tidak mencerminkan bahwa (Virus Corona) akan segera selesai. Itu apa yang dikatakan pakar epidemiologi," ujar Anies.

"Ini waktunya agar pembuat keputusan percaya sains," tegasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya