Kisah Ramadan Penuh Berkah bagi Rakyat Palestina

Seorang warga Palestina bernama Faraj Odeh telah melakukan banyak pekerjaan sejak dia lulus dari universitas enam tahun lalu. Namun, selama bulan Ramadan, dia menjual jenis kue yang terkenal.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 12 Mei 2020, 21:20 WIB
Palestina (iStock)

Liputan6.com, Gaza - Ramadan adalah momen baik bagi rakyat Palestina untuk berjuang di Jalur Gaza guna mendapatkan penghasilan dan pada saat yang sama membawa suka cita.

Seorang warga Palestina bernama Faraj Odeh telah melakukan banyak pekerjaan sejak dia lulus dari universitas enam tahun lalu. Namun, selama bulan Ramadan, dia menjual jenis kue yang terkenal.

Qatayef adalah hidangan penutup Arab yang biasanya disajikan selama bulan suci, demikian dikutip dari laman Arab News, Selasa (12/5/2020).

Ini adalah kue pangsit manis yang diisi dengan krim atau kacang-kacangan. Ini seperti panekuk, atau bahkan cannoli.

"Ini adalah makanan penutup Ramadan khusus dan memberi kami penghasilan yang baik," kata warga Palestina berusia 28 tahun itu kepada Arab News.

Harga murah dan popularitasnya dengan semua lapisan masyarakat menjadikannya sebagai bahan pokok Ramadan. Harga rata-rata per kilo qatayef unstuffed adalah sekitar $ 2,50.

Cerita Lain

Mohammed Al-Soussi kerap mengepak botol-botol kosong sesaat sebelum buka puasa di sebuah troli kecil di pasar Gaza yang terkenal.

Dia menjual jus kharoub (carob), yang rasanya seperti cokelat tetapi memiliki nilai gizi lebih dan banyak manfaat kesehatan lainnya.

"Menjual jus kharoub bulan ini adalah sumber mata pencaharian bagi saya dan keluarga saya, terutama karena permintaan minuman ini meningkat selama bulan Ramadan," katanya kepada Arab News.

Al-Soussi, yang berusia 45 tahun dan ayah dari enam anak, mengatakan bahwa menjual minuman jauh lebih baik daripada duduk di rumah tanpa bekerja.

Keuntungan hariannya sekitar US$ 20, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya.

"Ramadan memberikan kesempatan bagi warga Gaza yang menganggur untuk mendapatkan uang," tambahnya.

"Mereka menggunakannya untuk menjual produk-produk terkait Ramadan seperti makanan, minuman, mainan dan lentera."

 

Simak video pilihan berikut:


Menjual Lentera

Ilustrasi Palestina (AP)

Abu Mohammed Al-Barqouni berada di sekitar Sousse, sibuk mendekorasi toko kecilnya dengan lentera berbagai bentuk dan warna. Lentera sangat populer di kalangan anak-anak.

"Saya berharap dapat membawa kebahagiaan bagi semua anak, tetapi beberapa orangtua datang dan bertanya tentang harga dan tidak membeli karena mereka tidak mampu membelinya," katanya kepada Arab News.

Harga lentera berkisar antara 10 hingga 20 shekel (US$ 2,84 - US$ 5,69) untuk ukuran rata-rata, sementara biaya pembuatan lentera kecil antara lima dan tujuh shekel.

"Meskipun harga lentera rendah, penjualan berfluktuasi karena memburuknya kondisi ekonomi mayoritas orang di Gaza," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya