Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 membuat orang-orang atau perusahaan kreatif bermunculan. Salah satunya dilakukan oleh sebuah perusahaan di Kolombia.
Perusahaan di Kolombia ini meluncurkan sebuah tempat tidur yang bisa digunakan sebagai peti mati. Hal itu sebagai respons atas kurangnya tempat tidur dan peti mati selama pandemi.
Baca Juga
Advertisement
ABC Display telah menciptakan tempat tidur dari karton dengan pagar logam yang didesain dapat berfungsi ganda, sebagai peti mati jika seorang pasien meninggal dunia, seperti dilansir dari NBCNews yang dikutip dari AP, 10 Mei 2020.
Manajer perusahaan Rodolfo Gómez mengatakan bahwa ia terinspirasi menemukan cara untuk membantu, setelah menonton acara yang baru-baru ini dibuka di dekat Ekuador.
Sejumlah keluarga di kota pesisir Guayaquil menunggu peti mati bersama orang-orang tercinta meninggal di rumah mereka selama berhari-hari bulan lalu ketika kasus COVID-19 meningkat. Banyak yang tidak dapat mendapatkan atau tidak mampu membeli peti mati dari kayu. Mereka kemudian menggunakan kardus yang disumbangkan.
"Keluarga miskin tidak memiliki cara membayar peti mati," kata Gómez.
Sumbangkan 10 Tempat Tidur
Gómez mengatakan, dia berencana untuk menyumbangkan 10 tempat tidur barunya ke Departemen Amazonas Kolombia, di mana sumber dayanya terbatas. Sejauh ini tidak ada indikasi apakah tempat tidur akan digunakan dan belum ada pesanan.
Perusahaan yang berbasis di Bogota ini biasanya mengerjakan iklan, tetapi sebagian besar lumpuh bulan lalu karena Kolombia masih terkunci. Negara Amerika Selatan ini telah melaporkan hampir 9.500 kasus virus yang dikonfirmasi.
Tempat tidurnya bisa dimiliki dengan berharga sekitar 85 dolar AS atau sekitar Rp1,2 juta. Gomez mengatakan ia bekerja sama dengan klinik swasta. Ia berharap tempat tidur itu akan digunakan di klinik darurat.
Seorang dokter meragukan seberapa kuat tempat tidur karton itu. Ia juga memperingatkan bahwa mayat harus terlebih dahulu ditempatkan dalam kantong tertutup sebelum dimasukkan ke dalam peti mati untuk menghindari kemungkinan penyebaran Covid-19.
Advertisement