Batasan Fanatisme Klub Bola Menurut Dewan Pakar Pusat Studi Al-Qur'an

Kecintaan terhadap klub sepak bola tidak jarang membuat seseorang bertindak di luar nalar.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mei 2020, 05:00 WIB
Manchester United (Grafis: Abdillah/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Mengidolakan klub sepak bola bukan hal yang baru. Beragam aksi yang dilakukan oleh suporter sepak bola dalam mendukung kesebelasan favoritnya. Dari yang biasa saja, hingga yang tergolong ekstrem. Bahkan tidak jarang aksi nekat dilakukan untuk menunjukkan kecintaan terhadap klub idola. 

Di dunia yang serba digital seperti sekarang, arus informasi juga semakin mudah didapat. Situasi ini secara tidak langsung ikut membangkitkan keinginan untuk mengidolakan apapun yang disenanginya. Tidak hanya klub sepak bola, kini setiap orang bisa mengidolakan apa saja termasuk grup band K-Pop. 

Lantas, bagaimana pandangan islam sebenarnya menanggapi hal tersebut?

Dewan Pakar Pusat Studi Al-Qur'an (Pimpinan Cariustadz.id), KH. Dr. Ali Nurdin, MA mengatakan, mengidolakan sesuatu baiknya sewajarnya. Namun, bila itu berlebihan dan sudah meninggalkan ibadah, tentu salah.

"Segala sesuatu yang berlebihan itu salah. Maka kalau merujuk pada definisi fanatis, kecenderungan pada sesuatu yang berlebihan tidak baik. Tapi kalau dalam konteks berkeyakinan, fanatis dengan agama boleh. Yang masalah adalah ketika sikap fanatis itu mengundang dia menjelekkan orang lain," katanya, dikutip dalam YouTube Jeda Nulis milik Habib Husein Ja'far Al Hadar.

 

 


Silakan mencintai sesuatu

Pengalaman musik di Spotify Kilas Balik K-Pop 2019 (Nizar Zulmi/Fimela.com)

Menurut pengasuh pesantren Nurul Quran Bogor ini, mengidolakan seseorang atau sesuatu itu perkara selera. Jadi sebenarnya orang lain pasti tidak akan paham kenapa seseorang bisa mengidolakan sesuatu.

"Kalau ngefans bola, tapi nggak ngurus istri, malah beli jersey, ya kelewatan. Kalau nonton drama Korea, sampai meninggalkan kewajibannya sebagai muslim, itu yang salah. Tapi kalau cuma senang dengan sesuatu atau grup tertentu silakan, selama tidak berlebihan," ujarnya.

KH Ali Nurdin pun menambahkan, silakan mencintai sesuatu, keluarga misalnya. Tapi jangan sampai mencintai sesuatu itu melebihi cinta pada Allah dan Rasulnya.

Disadur dari kanal Ramdan (Penulis Fitri Syarifah, published 11/5/2020).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya